Presiden tinjau laboratorium wirausaha ritel "alfamart class"

id Presiden, Joko Widodo, kunjungan kerja, laboratorium, wirausaha ritel, Solihin

Presiden tinjau laboratorium wirausaha ritel "alfamart class"

Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerja meninjau laboratorium wirausaha ritel "Alfamart Class" di SMK Negeri I Tempel, Kabupaten Sleman (Antarasumsel.com/Andi Jauhari/Ang)

Jakarta (Antarasumsel.com) - Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerja di Yogyakarta berkesempatan meninjau laboratorium wirausaha ritel "Alfamart Class" di SMK Negeri I Tempel, Kabupaten Sleman.

"Dalam kunjungan tersebut, Kepala Negara didampingi Mendikbud," kata Direktur Urusan Korporasi PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) Solihin di Jakarta, Minggu.

Melalui penjelasan yang disampaikan Manajer Komunikasi Perusahaan Alfamart, Budi Santoso, kepada Antara ia menjelaskan bahwa laboratorium pusat wirausaha "Alfamart Class" merupakan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) Alfamart di bidang pendidikan.

"Wujudnya dengan memberikan hibah laboratorium ritel dan pendidikan manajemen ritel," katanya.

Pada acara di Yogyakarta pada Sabtu (4/2) itu Presiden Jokowi sekaligus menyerahkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada siswa dan siswi dari keluarga prasejahtera dan yatim piatu dari SD, SMP, SMA/SMK, SLB, dan panti sosial atau panti asuhan di Yogyakarta.

Solihin menjelaskan sebanyak 144 SMK di seluruh Indonesia yang telah bekerja sama dengan perusahaan, melalui program pendidikan ritel, berkesempatan berdialog dengan Presiden Jokowi melalui "video conference" di SMKN 1 Tempel, Sleman, Yogyakarta.

Presiden juga meninjau laboratorium ritel yang dihibahkan Alfamart untuk dikelola pihak sekolah sebagai praktik pada siswa pada program tersebut.

Sebagai perusahaan titel yang hadir di tengah masyarakat, Alfamart menjalankan program tanggung jawab sosial berkelanjutan, salah satunya melalui program pendidikan ritel bagi siswa SMK, "Alfamart Class".

Dijelaskan bahwa program yang telah berjalan sejak 2011 ini, diharapkan dapat menciptakan lulusan SMK yang memiliki daya saing tinggi, terampil, dan siap bekerja di lingkungan perusahaan.  
"Khususnya di industri ritel, dengan berbagai kompetensi yang telah dimiliki," katanya.    
Melalui program tersebut, Alfamart bekerja sama dengan SMK yang memiliki jurusan bisnis atau manajemen pemasaran.

          
Sinkronisasi kurikulum

Ia menjelaskan perusahaan melakukan sinkronisasi kurikulum pendidikan ritel, memberikan pelatihan kepada tenaga pengajar dan siswa.

Selain itu, perusahaan juga menghibahkan laboratorium ritel sebagai media praktik belajar siswa di sekolah.

"Alfamart Class" hingga Desember 2016 telah diimplementasikan di 144 SMK di 67 wilayah di Indonesia dan merupakan salah satu upaya perusahaan dalam menciptakan keselarasan program pendidikan dengan kebutuhan industri ritel melalui alih ilmu pengetahuan dan praktik pembelajaran yang komprehensif.

Ia mengemukakan bahwa kebutuhan tenaga kerja di industri ritel terbilang besar.  
Setiap tahunnya, tim operasional Alfamart banyak menerima lulusan dari jenjang pendidikan SMA/SMK.

Bagi lulusan SMK yang mengikuti program "Alfamart Class", kata dia, dapat langsung bekerja di Alfamart.  
Selain itu, berbekal pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh, lulusan "Alfamart Class" juga bisa membuka usaha ritel secara mandiri.

Kepala SMKN 1 Tempel, Sleman, Nunung Sulastri menyambut baik kerja sama program ini.

Ia menilai sinkronisasi kurikulum pendidikan di jenjang SMK dengan kompetensi yang dibutuhkan industri sangat diperlukan.

Para siswa program ini dibekali dengan berbagai kompetensi seperti pengetahuan produk, transaksi dan administrasi penjualan, persediaan produk, prosedur kerja, kerja sama tim, hingga pelayanan pelanggan, demikian Solihin.