Sumsel optimistis surplus beras 2,7 juta ton

id sawah, alex noerdin

Sumsel optimistis surplus beras 2,7 juta ton

Ilustrasi---Petani menanam bibit padi pada musim tanam di kompleks persawahan Plaju darat, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (16/6). (Foto Antarasumsel.com/Feny Selly/15/Den)

Palembang (Antarasumsel.com) - Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin optimistis daerahnya mampu surplus beras 2,7 juta ton pada 2017, karena telah menerima bantuan dari pemerintah pusat di sektor pertanian sekitar Rp1 triliun pada 2016.

"Saat ini Sumsel tinggal bersaing dengan Sulawesi Selatan sebagai provinsi di luar Jawa yang bisa surplus beras cukup besar. Jika sebelumnya dalam keadaan bencana kabut asap saja, Sumsel bisa tembus 2,2 juta ton, apalagi saat ini," kata Alex di Palembang, Jumat.

Pada 2016, Sumsel berhasil surplus beras 2,5 juta ton dari total produksi 5,1 juta ton.

Berbagai faktor diakui Alex menjadi penyebab mengapa provinsi ini dapat surplus beras jika dibandingkan daerah lain.

Salah satunya karena kebijakan pemerintah pusat yang menjadikan Sumatera Selatan sebagai lokasi transmigran dengan jumlah pendatang terbanyak.

"Sumsel menjadi provinsi yang menerima transmigran terbanyak di Indonesia. Itulah mengapa bidang pertanian bisa berjalan dengan baik dan sukses," kata Alex.

Lantaran menjadi sentra pertanian, pemerintah pusat pada masa itu membangun saluran irigasi primer, sekunder, hingga tersier dalam radius ribuan kilometer.

Hanya saja, setelah terjadi perubahan sistem pemerintahan membuat pemeliharaan infrastruktur irigasi menjadi tanggung jawab daerah seperti halnya dalam pengurusan para transmigran.

Dengan dana daerah yang terbatas, Alex mengungkapkan, membuat infrastruktur pertanian menjadi terbengkalai dan cenderung rusak.

"Jika ada pemeliharaan, sifatnya hanya rehab-rehap saja, tidak ada lagi pembangunan saluran irigasi yang baru. Seharusnya ini menjadi perhatian pemerintah pusat karena potensi pertanian di Sumsel sungguh luar biasa terkait ketersediaan lahannya," kata dia.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumsel Erwin Noor Wibowo mengatakan luas pertanian lahan pasang surut di Sumsel mencapai 206.000 hektare dan lahan rawa lebak 226.000 hektare.

Dari dua lahan pertanian tersebut, hingga kini masih melakukan satu kali penanaman.

"Jika bisa dijadikan 2-3 kali tanam dalam satu tahun maka akan produksi beras Sumsel akan meningkat pesat," kata dia.

Ke depan, Pemprov Sumsel akan mengajukan profosal ke pemerintah pusat mengenai pembuatan saluran-saluran baru irigasi agar indeks penanaman dapat ditingkatkan.

Jika memungkinkan, Pemprov Sumsel mengharapkan masuknya dana hibah dari negara donor dalam kaitannya pencetakan sawah di lahan gambut tipis.

"Justru pemprov maunya, bantuan tersalurkan untuk pembangunan irigasi. Jika irigasi sudah ada maka bisa cetak sawah di mana-mana," kata dia.

Sebelumnya, Ketua Badan Restorasi Gambut Nazir Foead mengatakan sejumlah negara donor dalam World Economic Forum di Davos, Swiss, Januari 2017 menyepakati penambahan bantuan hibah ke tiga negara yakni Indonesia, Brazil, dan Liberia senilai Rp1,6 triliun.

Skema bantuan, berupa dana hibah plus investasi dengan perbandingan 1:5 untuk pemulihan lingkungan sekaligus peningkatan produksi pertanian.