Tarif LRT Sumsel maksimal Rp5.000

id lrt, Tarif Kereta Ringan, Light Rapid Transit, harga tiket lrt, Kementerian Perhubungan, Prasetyo Boeditjhajono

Tarif LRT Sumsel maksimal Rp5.000

Alat berat melakukan pemasangan tumpuhan balok penghubung antar pir head (balok grider) di zona 5 pembangunan Light Rail Transit (LRT) Palembang, Sumatera Selatan. (Antarasumsel.com/Nova Wahyudi)

Jakarta (Antarasumsel.com) - Tarif Kereta Ringan atau "Light Rapid Transit" ditetapkan oleh pemerintah, dalam hal ini, Kementerian Perhubungan maksimal atau tidak boleh lebih dari Rp5.000.

"Maksimal Rp5.000 karena kalau dijual Rp10.000 itu laku apa enggak, kita juga harus menyesuaikan dengan kemampuan ekonomi masyarakat," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Prasetyo Boeditjhajono usai penandatanganan Adendum Kontrak 1 Pembangunan LRT Sumsel di Jakarta, Kamis.

Prasetyo mengatakan pihaknya akan memberikan subsidi untuk tarif LRT Sumsel yang akan dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI).

"Nanti akan diberikan subsidi dari negara, tapi ini masih dalam proses besarannya," katanya.

Prasetyo mengatakan saat ini perkembangan pembangunan fisik prasarana LRT sudah mencapai 34 persen.

"Kita optimistis akan selesai sesuai target dan bisa menyukseskan penyelenggaraan Asian Games 2018," katanya.

Namun, untuk tahap pertama, dia menyebutkan akan dioperasikan empat rangkakaian kereta terlebih dahulu.

Saat ini telah disepakati nilai kontrak LRT Sumsel sebesar Rp10,9 triliun melalui penandatanganan Adendum Kontrak 1 oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan PT Waskita Karya.

Penandatanganan Adendum Kontrak 1 merupakan tindak lanjut dari Perpres Nomor 116 tahun 2015 yang telah diubah dengan Perpres 55 tahun 2016 Tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 116 Tahun 2016 Tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit di Provinsi Sumatera Selatan yang menugaskan PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebagai pelaksana Pembangunan Kereta Api Ringan/ di Sumatera Selatan.

Pembangunan LRT Sumsel dengan total panjang 23,4 kilometer menggunakan lebar jalur 1.067 mm.

Ruang lingkup pembangunan terdiri dari jalur sebagian besar merupakan jalur layang, 13 stasiun, fasilitas operasi (termasuk sembilan gardu listrik) dan satu depo dengan kapasitas 14 rangkaian masing-masing terdiri dari tiga kereta.

Adapun masing-masing kapasitas kereta adalah 180-250 penumpang, sementara itu untuk pengadaan sarana LRT ditugaskan kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero.

Pembangunan LRT Sumsel ini telah dimula sejak 21 Oktober 2015 dan ditargetkan selesai dan beroperasi 30 Juni 2018 dan ditargetkan akan selesai pada 30 Juni 2018 dengan tujuan meningkatkan transportasi perkotaan melalui percepatan waktu tempuh, mengurangi kemacetan serta meningkatkan keselamatan transportasi di Sumatera Selatan.