Jakarta (Antarasumsel.com) - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kinerja
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan atau periode 12-17
Februari 2017 ini mengalami koreksi tipis sebesar 0,39 persen menjadi ke
posisi 5.350,93 poin.
"Senada dengan laju IHSG, nilai kapitalisasi pasar BEI juga
berkurang 0,39 persen menjadi Rp5.811,24 triliun pada periode itu," kata
Kepala Divisi Komunikasi BEI Yulianto Aji Sadono dalam keterangan resmi
di Jakarta, Minggu.
Ia menambahkan bahwa menurunnya kinerja IHSG itu mempengaruhi
aktivitas transaksi di pasar saham domestik. Tercatat, rata-rata nilai
transaksi harian saham mengalami penurunan 3,23 persen menjadi Rp8,37
triliun. Rata-rata volume transaksi harian ikut menurun 18,87 persen
menjadi 22,10 miliar lembar saham, dan rata-rata frekuensi ikut
terdampak sebesar 0,25 persen menjadi 409,10 ribu kali transaksi.
Pada periode 12-17 Februari 2017 itu, ia juga mengemukakan,
investor asing mencatatkan jual bersih sebesar Rp975 miliar, sehingga di
sepanjang tahun 2017 ini investor asing mencatatkan jual bersih Rp900,8
miliar.
Secara terpisah, Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menilai
dana investor asing ke luar dari pasar saham domestik seiring dengan
ketidakpastian sentimen global, terutama kebijakan suku bunga acuan bank
sentral AS (Fed Fund Rate).
"Aksi jual investor asing merespon ketidakpastian kenaikan Fed Fund
Rate, situasi itu juga mempengaruhi bursa saham di kawasan Asia,"
katanya.
Ia menambahkan bahwa investor juga sedang mengantisipasi sejumlah
data ekonomi Amerika Serikat yang akan diumumkan dalam waktu dekat dan
kebijakan-kebijakan dari Presiden AS Donald Trump. Situasi yang belum
pasti itu membuat investor terutama asing cukup hati-hati masuk ke pasar
negara berkembang.
Dari dalam negeri, Reza menilai bahwa sentimennya cukup bagus
didukung sejumlah data ekonomi yang positif seperti surplus neraca
perdagangan Indonesia, turunnya defisit neraca berjalan Indonesia
perbaikan perekonomian dunia dan perekonomian Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan surplus neraca perdagangan
Januari 2017 mencapai 1,40 miliar dolar AS, yang berasal dari nilai
ekspor sebesar 13,4 miliar dolar AS dan nilai impor sebesar 11,9 miliar
dolar AS.
Bank Indonesia mencatat defisit transaksi berjalan triwulan empat
2016 sebesar 1,8 miliar dolar AS (0,8 persen dari PDB) atau lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 4,7 miliar dolar AS
(1,9 persen dari PDB).
Dengan sentimen dari dalam negeri yang cukup positif, Reza
Priyambada memproyeksikan IHSG pada awal pekan besok (20/2) akan
bergerak di kisaran level 5.350-5.450 poin dengan kecenderungan menguat.
"Kecenderungan penguatan IHSG juga memfaktorkan beberapa hal
diantaranya ekspektasi pelaku pasar terhadap rilis beberapa kinerja
emiten ke depannya yang positif serta naiknya pertumbuhan indeks
properti Indonesia sebesar 2,38 persen dari 2,75 persen," katanya.
Berita Terkait
BNI Sekuritas sarankan sisihkan dana THR untuk investasi di saham
Senin, 25 Maret 2024 16:32 Wib
Harga emas turun karena penguatan indeks dolar AS
Rabu, 13 Maret 2024 8:10 Wib
BI sebut indeks skor rata-rata digitalisasi Pemda di Sumsel 91,35
Jumat, 1 Maret 2024 1:58 Wib
Indeks SPBE OKI 2023 berpredikat baik
Sabtu, 13 Januari 2024 13:41 Wib
KPPU sebut indeks persaingan usaha di Sumsel 5,29 pada 2023
Sabtu, 13 Januari 2024 5:44 Wib
Dolar nyaris datar di tengah rendahnya jumlah pekerjaan di AS
Kamis, 7 Desember 2023 12:35 Wib
Pemprov Sumsel berupaya tingkatkan kembali indeks kemerdekaan pers
Rabu, 6 Desember 2023 16:01 Wib
28 satker Kemenkumham Sumsel tingkatkan indeks reformasi birokrasi
Minggu, 5 November 2023 7:57 Wib