Perusahaan jasa internet optimis tis pariwisata nasional tumbuh

id internet, web, wisatawan, Tinggal.com, Perusahaan, jasa internet

Perusahaan jasa internet optimis tis pariwisata nasional tumbuh

Ilustrasi - Internet (Antarasumsel.com/Grafis/Aw)

Jakarta (Antarasumsel.com) - Perusahaan jasa internet bagi wisatawan, Tinggal.com, menyatakan optimismenya terhadap pertumbuhan pariwisata nasional terutama dengan keunggulan menggunakan teknologi inovatif yang menghubungkan konsumen dengan hotel bujet.

"Kami selalu percaya pada potensi besar pariwisata yang dimiliki Indonesia. Tinggal yang berfokus di Indonesia dapat memberikan peningkatan pemesanan sebanyak 40 persen setiap bulannya bagi mitra hotel kami," kata Co-Founder Tinggal, Arjun Chopra, dalam siaran pers di Jakarta, Jumat.

Menurut Arjun Chopra, peningkatan jumlah tersebut menunjukkan bahwa segmen wisata bujet di Indonesia dinilai sangat besar.

Apalagi, ujar dia, saat ini ada sekitar 40.000 hotel bujet di Indonesia dan diharapkan akan tumbuh sebesar 30 persen dalam jangka waktu 2-3 tahun kedepan.

Banyak dari hotel bujet tersebut, lanjutnya, merupakan usaha keluarga yang sering kali mengalami kesulitan dengan penjualan, pemasaran, dukungan dan operasional.

"Oleh karena itu, kami bekerja sama sangat dekat dengan mitra hotel kami untuk membantu mereka meningkatkan standar hotelnya. Caranya adalah dengan memastikan adanya kontrol kualitas, memaksimalkan pengunaan wadah kami, membuat konten berkualitas tinggi dan menjangkau konsumen yang tepat," katanya.

Ia mengungkapkan, Tinggal berawal dari hanya beberapa mitra hotel hingga sekarang menawarkan lebih dari 400 hotel dengan 3.000 pilihan kamar berkualitas tinggi setiap harinya di lebih dari 16 kota di Indonesia.

Menurut dia, kesuksesan Tinggal merupakan bagian dari kontribusinya untuk membantu membangun dan mengelola hotel bujet di Indonesia demi menyasar target konsumen yang tepat.

Sebelumnya, jumlah wisatawan yang bepergian dari sejumlah negara berkembang di kawasan Asia-Pasifik pada beberapa tahun mendatang dinilai bakal melonjak lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya.

"Pertumbuhan kelas menengah mendorong pertumbuhan wisata di Asia Pasifik, bersamaan dengan tren lain seperti munculnya wisatawan milenial Asia dan wisatawan usia senior di sisi lainnya, serta perkembangan teknologi dan infrastruktur," kata Senior Vice President Asia Pasific Mastercard Advisors (perusahaan finansial), Eric Schneider, dalam rilis di Jakarta, Selasa (14/2).

Berdasarkan laporan Mastercard bertajuk "Future of Outbound Travel in Asia Pasific 2016 to 2021", jumlah wisatawan yang bepergian dari negara-negara berkembang di Asia Pasifik (China, India, Malaysia, Thailand, Indonesia, Filipina, Vietnam, Bangladesh, Myanmar dan Sri Lanka) saat ini telah melampaui wisatawan outbound dari negara-negara maju di Asia Pasifik.

Selain itu, angka tersebut diprediksikan akan tumbuh dua kali lebih cepat dalam lima tahun ke depan (7,6 persen dibandingkan 3,3 persen).

"Wisatawan Asia Pasifik akan terus memicu pertumbuhan pariwisata global di tahun-tahun mendatang, menyediakan beragam kesempatan bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan melalui pengembangan produk dan solusi yang senantiasa diupayakan untuk meningkatkan keseluruhan pengalaman perjalanan mereka," kata Eric Schneider.

Myanmar diproyeksikan akan menjadi negara asal wisatawan yang mengalami pertumbuhan tercepat dengan pertumbuhan sebesar 10,6 persen per tahun dalam jangka lima tahun ke depan, diikuti dengan Vietnam (9,5 persen), Indonesia (8,6 persen), China (8,5 persen), dan India (8,2 persen).