Taman budaya Kalsel gelar kesenian "bakuntau"

id bakuntau, Taman Budaya, Provinsi Kalimantan Selatan, kesenian Balairung Sari Taman Budaya

Taman budaya Kalsel gelar kesenian "bakuntau"

Ilustrasi. ( Foto Antara Kalteng/Bayu Ilmiawan)

Banjarmasin (Antarasumsel.com) - Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan menggelar pertunjukan kesenian bela diri khas daerah "bakuntau" di gedung kesenian Balairung Sari Taman Budaya Kalsel, Sabtu malam.

Pertunjukan kesenian layaknya pencak silat itu dibalut gelar teater yang ditampilkan Sanggar Seni Ading Bastari dari Barikin, Hulu Sungai Tengah (HST).

Para pemain berasal dari perguruan kuntau jasa Datu Macan Kumbang dari Desa Haruyan, HST, bertema "Membawa Langkah Menuju Adat".

Beragam atraksi permainan jurus-jurus kuntau yang melegenda diperlihatkan dalam pertunjukan yang diselingi drama dan tari itu.

Pertunjukan yang sudah jarang dilihat itu ternyata cukup besar menyedot perhatian, bahkan gedung Balairung Sari yang berkapasitas 400 tempat duduk terisi penuh.

Kuntau, menurut Kepala Taman Budaya Kalsel Fahrurrazi merupakan sebuah kesenian yang memadukan unsur seni dan olahraga yang memiliki kemiripan dengan olahraga pencak silat.

Namun kuntau tidak sekedar sebuah aliran bela diri melainkan jauh dalam inti sarinya peleburan antara kegiatan jasmani dan rohani dalam gerakan yang aktraktif.

"Kuntau diyakini memberikan energi positif dalam kehidupan manusia melalui filosofi-filosofi yang ada di dalamnya," terang Fahrurrazi.

Taman Budaya disebutnya sangat mengapresiasi generasi kesenian bela diri khas nenek moyang Kalsel itu dan berupaya terus melestarikan dan menghidupkannya.

"Kegiatan ini merupakan bentuk pembinaan dari Taman Budaya untuk kelestarian kuntau," ucapnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel Yusuf Effendi menyatakan bahwa kebudayaan dan kesenian daerah merupakan identitas diri warga daerah yang harus terus dijaga.

Menurut dia, zaman modern yang saat ini memunculkan banyak kesenian baru perlu ada sinergi untuk menjaga kesenian tradisi tidak memudar hingga musnah.

"Kita memiliki visi dan misi jelas dalam pendidikan untuk terus mengingat arti sejarah dalam kehidupan," paparnya.