Wall Street terus menguat di tengah data ekonomi

id wall street, saham amerika serikat, aksi ambil untung, setelah kenaikan, Indeks Dow Jones, Industrial Average, indeks komposit

Wall Street terus menguat di tengah data ekonomi

Pialang saham melihat grafik saham di layar (Reuters)

New York (Antara/Xinhua) - Saham-saham di Wall Street terus menguat pada Senin (Selasa pagi WIB), dengan Dow Jones Industrial Average memperpanjang rekor penutupan tertingginya menjadi sesi ke-12 berturut-turut, karena investor mencerna sejumlah laporan ekonomi.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 15,68 poin atau 0,08 persen menjadi ditutup pada 20.837,44 poin. Sementara itu, indeks S&P 500 bertambah 2,39 poin atau 0,10 persen menjadi berakhir di 2.369,73 poin, dan indeks komposit Nasdaq naik 16,59 poin atau 0,28 persen menjadi 5.861,90 poin.

Pesanan baru AS untuk barang-barang manufaktur tahan lama pada Januari meningkat 4,0 miliar dolar AS atau 1,8 persen menjadi 230,4 miliar dolar AS, sejalan dengan konsensus pasar, Departemen Perdagangan mengatakan Senin (27/2).

Sementara itu, tingkat pasokan yang tidak mencukupi mengakibatkan berkurangnya kegiatan kontrak di Midwest dan Barat Amerika Serikat, yang menyeret turun penjualan "pending home" (rumah yang pengurusannya belum selesai atau tertunda) pada Januari ke level terendah dalam satu tahun, menurut National Association of Realtors pada Senin (27/2).

"Pending Home Sales Index" menurun 2,8 persen menjadi 106,4 pada Januari dari angka direvisi naik 109,5 pada Desember 2016.

Investor terus berspekulasi pada "Trump relly" karena Presiden AS Donald Trump akan menyampaikan pidato untuk sesi gabungan Kongres pada Selasa sore (28/2). Pasar memperkirakan Trump akan mengungkap beberapa elemen dari rencananya untuk memotong pajak, termasuk pemotongan pajak untuk kelas menengah, dan penyederhanaan sistem pajak.

Saham-saham AS telah membukukan keuntungan yang kuat sejak Trump memenangkan pemilihan presiden, karena investor percaya bahwa ia akan melakukan pemotongan pajak perusahaan besar-besaran, melakukan deregulasi dan belanja infrastruktur.