Jakarta (Antarasumsel.com) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di
Jakarta pada Senin pagi bergerak naik lima poin menjadi Rp13.355 per
dolar AS.
Namun analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan bahwa
penguatan kurs rupiah terhadap dolar AS cenderung terbatas karena
dibayangi oleh potensi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat
(Fed Fund Rate).
"Di tengah situasi itu, pelaku pasar uang cenderung berhati-hati
untuk masuk ke dalam aset-aset mata uang berisiko, salah satunya
rupiah," kata Reza.
Ia mengatakan salah satu sentimen positif dari dalam negeri yang
menopang rupiah yakni kesepakatan kerja sama antara pemerintah Indonesia
dan Arab Saudi.
"Diharapkan kerja sama antar negara itu dapat menjaga pertumbuhan ekonomi domestik," katanya.
Sementara
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan dolar
AS terlihat mendominasi di pasar global sehingga menahan penguatan
rupiah lebih tinggi.
"Kombinasi antara penurunan harga minyak mentah dan ekspektasi
kenaikan suku bunga di AS dapat mendorong dolar AS kembali
terapresiasi," kata Ariston.
Para pelaku pasar, menurut dia, sekarang sedang mencermati
komentar-komentar lebih lanjut mengenai peluang kenaikan suku bunga dari
pejabat The Federal Reserve Amerika Serikat, termasuk dari Janet
Yellen.
Berita Terkait
Rupiah berpeluang melemah dipengaruhi konflik di Timur Tengah
Senin, 22 April 2024 9:46 Wib
Rupiah melemah pengaruh indikator ekonomi AS kokoh
Jumat, 19 April 2024 11:04 Wib
Rupiah diperkirakan bergerak sideways jelang libur Lebaran
Jumat, 5 April 2024 12:26 Wib
Rupiah merosot dipengaruhi kenaikan imbal hasil obligasi AS
Rabu, 3 April 2024 10:51 Wib
Rupiah melemah jadi Rp15.962 di tengah kenaikan inflasi domestik
Selasa, 2 April 2024 11:06 Wib
BRI nilai restrukturisasi kredit dampak COVID-19 telah selamatkan UMKM
Senin, 1 April 2024 15:15 Wib
Rupiah turun di tengah pasar tunggu rilis inflasi domestik
Senin, 1 April 2024 10:02 Wib
Gus Kikin nilai sisi edukasi film horor sangat kurang
Kamis, 28 Maret 2024 11:04 Wib