Dirjen: Bank Sampah di Palembang terlalu sedikit

id Tuti Hendrawati Mintarsih, bank sampah, Kota Palembang, organik, Rakornas Bank Sampah

Dirjen: Bank Sampah di Palembang terlalu sedikit

Ilustrasi - bank sampah (ANTARA)

Palembang (Antarasumse.com) - Dirjen Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Beracun Berbahaya, Tuti Hendrawati Mintarsih mengatakan jumlah bank sampah di Kota Palembang terlalu sedikit, sehingga perlu ada upaya serius dari pemerintah setempat untuk menstimulus masyarakatnya mendirikan unit sendiri.

"Dengan hanya 47 bank sampah, tentunya itu terlalu sedikit untuk ukuran kota seperti Palembang. Sangat perlu ditambah lagi sehingga volume sampah yang dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA) tidak terlalu banyak," kata Tuti usai membuka Rakornas Bank Sampah di Palembang, Rabu.

Ia mengatakan, banyak cara menangani masalah sampah perkotaan. Selain menambah jumlah bank sampah, pemkot juga harus mendorong masyarakat menerapkan 3R (reuse, reduce dan recycle).

Melalui pemilahan sampah ini yakni anorganik dan organik, maka secara tidak langsung juga telah mengurangi volume sampah karena sampah organik dapat dimanfaatkan untuk pupuk dan an organik dapat dibuat beragam pernak pernik bernilai jual.

"Namun untuk pemilahan sampah ini, saya akui bukan masalah Kota Palembang saja tapi seluruh kota di Indonesia karena masyarakat tidak terbiasa dengan penerapan 3R. Lagi-lagi perlu upaya serius," kata dia.

Tak cukup hanya 3R, penerapan teknologi juga harus digunakan untuk penanganan sampah ini.

Salah satunya teknologi pembakaran sampah dalam tungku (incinerator) yang sudah dkembangkan sejumah negara maju.

Teknologi incinerator ini dipadang sangat efektif untuk penanganan sampah di kota-kota besar karena sampah langsung dibakar saja. Akan tetapi biaya investasinya tinggi sehingga belum satupun kota di Indonesia yang menggunakannya.

"Memang tidak mudah tapi jika Palembang bisa menggandeng pihak swasta maka bisa saja terwujud," kata dia.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Palembang Harnojoyo berjanji akan menambah jumlah bank sampah karena pemerintah kota bertekad menangani sampah dari hulu ke hilir.

"Kegiatan gotong royong merupakan salah satu upaya menangani sampah di hulu, sementara untuk sektor hilirnya, saat ini sudah ada Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di TPA Sukawinatan," kata dia.

Persoalan sampah di Kota Palembang tidak dapat dipandang sepele karena volumenya terus bertambah seiring dengan pertumbuhan kota menjadi kota metropolitan.

Data Pemkot Palembang menyebutkankan volume sampah perhari mencapai 850 ton-900 ton, sedangkan pada hari libur mencapai 1.200 ton.

Jepang dalam JICA (Japan International Cooperation Agency) membantu Pemerintah Kota Palembang untuk merealisasikan proyek pencontohan pengolahan sampah dengan sistem 3R (reuse, reduce dan recycle) pada 2015.