Menag: Perlu kebersamaan menyelesaikan konflik Syiah

id Lukman Hakim Saifudin, Menteri Agama, Syiah, perbedaan pandangan, faham keagamaan, Sampang, Jawa Timur

Menag: Perlu kebersamaan menyelesaikan konflik Syiah

Lukman Hakim Saefudin (Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/16/den)

Surabaya (Antarasumsel.com) - Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifudin menilai perlu kebersamaan dalam menyelesaikan konflik Syiah di Sampang, Jawa Timur, yang hingga kini tak kunjung selesai.

Di sela menghadiri prosesi wisuda kelulusan mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Sabtu, Menag menjelaskan, bahwa keragaman faham-faham keagamaan sebenarnya sudah berkembang di Indonesia sejak lama.

"Jadi keragaman faham itu sejak dulu memang ada. Jangan lalu kita sikapi dengan saling menyalahkan dan menganggap dirinya paling benar," tuturnya.

Untuk itu, Menag mengatakan, diperlukan kearifan untuk menyikapinya.

Penganut Islam Syiah asal Sampang hingga kini terhitung sudah empat tahun mengungsi di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Puspa Agro, Jemundo, Sidoarjo, sejak permukimannya di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben dan Bluuran, Kecamatan Penang, Kabupaten Sampang, dibakar massa, yang masih tetangganya sendiri pada bulan Agustus 2012.

Menag Lukman Hakim pernah mengunjungi tempat pengungsian yang dihuni 81 kepala keluarga dan 335 jiwa di Rusunawa Jemundo.

Saat itu Menag berjanji membuat "roadmap" penyelesaian konflik. Namun nyatanya hingga kini para pengungsi  belum bisa kembali pulang ke kampung halaman.

Menag memastikan upaya penyelesaian konflik dengan warga desa setempat di Sampang hingga kini masih terus diupayakan.

"Ini kan penyelesaiannya lebih ditangani oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sampang. Jadi itu juga tergantung pemerintah daerah sendiri dalam menyelesaikan persoalannya," ujarnya.

Menag menyarankan, harus ada kebersamaan dalam menyelesaikan persoalan ini.