Menkumham: Nommensen wajar berikan penghargaan Prof.Amudi

id Yasonna, Yasonna H Laoly, Menkumham, Universitas Nommensen, mantan rektor

Menkumham: Nommensen wajar berikan penghargaan Prof.Amudi

Yasonna Laoly. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/)

Medan (Antarasumsel.com) - Universitas Nommensen sudah sewajarnya memberikan penghargaan kepada Prof. Dr. Amudi Pasaribu sebagai mantan rektor di perguruan tinggi itu atas jasa-jasanya membangun kampus Nommensen menjadi terkenal.

"Sosok Prof. Amudi Pasaribu, mantan Rektor Universitas Nommensen dikenal bijaksana, cukup tegas, memiliki disiplin tinggi, dan tidak mau kompromi dengan hal-hal yang tidak sesuai peraturan," kata Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna H Laoly di Medan, Sabtu.

Dalam sambutannya pada peluncuran buku biografi almarhum Prof. Amudi Pasaribu mantan Rektor Universitas Nommensen, Menkumham mengatakan, Prof. Amudi selama menjadi rektor, banyak melahirkan calon-calon pemimpin yang sudah berhasil, dan mereka ada yang bertugas di dalam maupun luar negeri.

Hal ini, menurut dia, tidak lain atas perjuangan dan kerja keras selama ini yang telah dilakukan .Amudi, dalam membangun Universitas Nommensen.

"Jadi, saya juga termasuk salah satu dosen dan mantan Pembantu I Dekan Fakultas Hukum Universitas Nommensen yang sukses atas binaan Prof. Amudi," ujar Yasonna.

Ia menyebutkan kalau bukan karena binaan Prof. Amudi, belum tentu dirinya bisa menjadi menteri seperti sekarang ini.

"Saya bersyukur bisa jadi menteri dan tetap mengingat apa yang pernah dikatakan Prof. Amudi, menjadilah seorang pekerja keras, jujur, dan tetap disiplin, semoga akan menjadi seorang pemimpin," kata mantan Dekan Fakultas Hukum Universitas Nommensen.

putri Prof. Amudi Pasaribu, Tina br Pasaribu, mengatakan, terima kasih atas perhatian yang cukup besar dari Universitas Nommensen yang meluncurkan buku biografi orang tuanya Prof Dr Amudi Pasaribu.

"Apa yang telah dilakukan Universitas Nommensen  dan juga dengan kehadiran Menkumham, dalam peluncuran buku Prof. Amudi Pasaribu merupakan penghargaan yang sangat luar biasa, dan tidak bisa kami lupakan," ucap Tina.

Penulis Buku Prof Dr Amudi Pasaribu, Besihar Lubis, mengatakan sosok Prof. Amudi di masa kecilnya tahun 1940, di Pancur Napitu, Kabupaten Tapanuli Utara, sangat sederhana dan memiliki kegigihan untuk menimba ilmu.

Bahkan, menurut dia, Prof. Amudi ketika akan pergi bersekolah berjalan kaki sejauh lebih kurang lima kilometer dan harus melewati sungai setiap hari.

"Inilah salah satu cuplikan tulisan yang diurai dalam buku biografi Prof. Amudi pada masa kanak-kanak dan menunjukkan kerja keras, gigih, serta tidak pernah mengenal menyerah, dalam menuntut ilmu di kampung halamannya sehingga berhasil menjadi dosen, guru besar, serta rektor," kata Pemimpin Redaksi SKH Medan Bisnis itu.