Tanjungpinang butuh Rp117 miliar atasi defisit anggaran

id Tanjungpinang, uang, devisit anggaran, Sekretaris Daerah, Riono

Tanjungpinang butuh Rp117 miliar atasi defisit anggaran

Tumpukan uang Rupiah sebelum diedarkan ke sejumlah ATM di Cash Center Bank (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/Ang)

Tanjungpinang (Antarasumsel.com) - Pemerintah Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau membutuhkan sekitar Rp117 miliar untuk mengatasi defisit anggaran yang terjadi tahun ini.

"Setelah kami hitung kebutuhan anggaran tahun ini, ternyata dibutuhkan Rp117 miliar. Kalau dihemat kegiatan yang dilaksanakan tahun ini, paling sedikit dibutuhkan anggaran Rp90 miliar," kata Sekretaris Daerah Tanjungpinang Riono, di Tanjungpinang, Senin.

Dia mengatakan APBD Tanjungpinang tahun 2017 disetujui sebesarRp9,21 miliar, turun dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan anggaran disebabkan sejumlah sumber pendapatan daerah menurun, sehingga belanja dilaksanakan sesuai kemampuan anggaran.

Defisit anggaran terjadi karena berbagai faktor, salah satunya target penerimaan tidak tercapai sehingga perlu dilakukan rasionalisasi anggaran. Karena itu, Pemkot Tanjungpinang mengupayakan agar anggaran perubahan segera dibahas.    
Selain itu, kata dia kinerja masing-masing organisasi pemerintahan daerah ditingkatkan, terutama yang berhubungan dengan pelayanan. Pemkot Tanjungpinang optimistis penerimaan anggaran sebesar Rp90-117 miliar dapat tercapai ada tahun ini dengan mengoptimalkan kinerja organisasi pemerintahan daerah.  
   Riono menambahkan efektivitas penggunaan anggaran juga diprioritaskan sehingga tidak ada lagi kegiatan yang sudah direncanakan, tetapi tidak dilaksanakan.

"Kami akan memperhatikan permasalahan ini secara serius karena tahun 2018 kami menargetkan tidak terjadi defisit anggaran," ujarnya.  
Berdasarkan pemantauan Antara, seluruh organisasi pemerintah daerah terkait permasalahan ini dalam sebulan terakhir membahas permasalahan ini, bahkan hingga malam hari setelah kegiatan rutin dilaksanakan.

Rapat yang kerap dipimpin Riono itu sering dilaksanakan di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitiandan Pengembangan Tanjungpinang.

"Ada banyak hal yang dibahas serius, dan membutuhkan waktu hingga tengah malam, bahkan sampai subuh," kata Riono.