Menteri Desa belajar reforma agraria ke Felda Malaysia

id Eko Putro Sandjojo, reforma agraria, Lembaga Kemajuan Tanah Persekutuan, Malaysia

Menteri Desa belajar reforma agraria ke Felda Malaysia

Eko Putro Sandjojo(Kanan). (ANTARA FOTO/HO/Wahyu Wening/Ang/16)

Kuala Lumpur (Antarasumsel.com) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo belajar kisah sukses reforma agraria ke The Federal Land Development Authority (FELDA) atau Lembaga Kemajuan Tanah Persekutuan Malaysia.

Eko yang juga Pejabat Penghubung Investasi Indonesia - Malaysia melakukan pertemuan dengan Chairman Felda, Tan Sri Shahrir Samad di Kuala Lumpur, Jumat, dalam rangkaian "Indonesia - Malaysia Business Matching".

"Pemerintah sekarang sedang melakukan reforma agraria. Tujuan reforma agraria bukan untuk membagi-bagi tanah tetapi tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di desa-desa karena tidak mempunyai  tanah," katanya.

Tetapi, ujar dia, kalau tidak ada business model yang bagus tanah yang dibagi nanti juga dijual sehingga pihaknya belajar ke Felda.

"Kita belajar dari Felda. Bagaimana Felda membagi tanah. Kalau di Felda, tanah dibeli Felda lalu diberikan ke masyarakat dan dicicil selama 20 tahun. Yang bagus di model Felda masyarakat digaransi pendapatannya," katanya.

Jadi, ujar dia, masyarakat dipastikan pendapatannya walaupun harga naik turun mereka tetap pendapatannya sehingga masyarakat menjadi "bankable" (memenuhi persyaratan bank).

"Kalau sudah 'bankable' masyarakat mendapatkan akses pinjaman dari bank dan ada jaminan pasca panen. Model-model ini yang kita pakai untuk menyukseskan program reforma agraria program pembangunan 'one vilage one product' (satu desa satu produk) di desa-desa," katanya.

Dia menegaskan Indonesia sudah mempunyai BUMNDES sehingga nanti akan disesuaikan dan mungkin ada belajar sedikit dati Felda.

"Nanti kita akan kirim tim ke Felda sehingga kesalahan-keasalahan Felda di masa lalu tidak dilakukan di tempat kita," katanya.

Tentang kapan pelaksanaannya, dia mengatakan prinsip ekonomi kluster hampir sama dengan Felda.

"Jadi setiap Minggu saya panggil sepuluh bupati untuk mengusulkan program unggulannya apa, saya undang kementerian terkait, kita undang juga bank dan dunia usaha paskapanen. Dengan adanya ini petani ada jaminan pendapatan. Harga juga tidak akan naik turun sehingga kita tidak ada inflasi," katanya.

Dia mengatakan program sudah mulai berjalan dengan dukungan perbankan seperti di Jawa Timur dibantu BRI, Jawa Tengah didukung BNI, Jawa Barat didukung Bank Mandiri dan Banten didukung BTN.

Felda saat ini menangani penataan kawasan perdesaan tertinggal menjadi kawasan pembangunan baru. Lembaga ini memusatkan perhatian pada pembukaan ladang-ladang kecil yang dapat menghasilkan tumbuhan produktif dan cepat panen.

Skema Felda pada umumnya hanya terbuka bagi Suku Melayu.

Felda adalah pengelola perkebunan terbesar di dunia, dengan 811.140 hektare tumbuhan kelapa sawit, terutama di Semenanjung Malaysia, Sabah and Sarawak. Felda juga mengelola perkebunan dan pengolahan minyak kelapa sawit di Indonesia.