Bakau Inhil wilayah migrasi musiman "blekok Asia"

id blekok Asia, Pulau Cawan, Basu Indragiri Hilir, Riau, Burung Blekok Asia, musim dingin

Bakau Inhil wilayah migrasi musiman "blekok Asia"

Ilustrasi Burung Migrasi .(ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/aww)

Pekanbaru (Antarasumsel.com) - Hamparan hutan Bakau seluas 1.000 hektare di Pulau Cawan dan Basu Indragiri Hilir, Riau menjadi daya tarik persinggahan migrasi gerombolan ribuan ekor Burung Blekok Asia pada musim kawin dan bertelur.

"Blekok Asia ini datang di kisaran bulan Februari-April," kata Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pariwisata Inhil Haryono Karim kepada Antara di Tembilahan, Selasa.

Blekok Asia Migrasi ke daerah ekuator saat memasuki musim kawin dan bertelur. Karena daerah asalnya China dan Siberia pada waktu tersebut sedang mengalami musim dingin.

"Pantai dan hutan Bakau Inhil dekat dengan ekuator, selain miliki kedalaman lumpur yang baik menjadi habitat berbagai jenis ikan ini daya tarik persinggahan Blekok Asia di kawasan hutan Bakau Inhil," tuturnya.

Terutama Pantai Solop Pulau Cawan dan Basu setiap tahun disinggahi ribuan ekor burung yang katanya mirip Burung Kedidi hanya agak lebih besar.

Bahkan tidak jarang usai musim kawin dan bertelur burung Blekok Asia ini beberapa ekor tertinggal dari rombongannya saat migrasi ke Australia. Namun kemudian akan kembali kerombongan musim berikutnya tiba.

"Kemarin saya jumpai di Pulau Cawan ini ada lima ekor Blekok Asia yang kececer dari gerombolannya dan tetap di kawasan Bakau Pulau Cawan dan Basu hingga musim berikut tiba untuk bergabung," urainya.

Menurutnya ini satu keberuntungan bagi habitat Bakau Pulau Cawan dan Basu karena menambah khasanah hewan langka.

"Kececernya unggas asal Siberia yang tiap musim bermigrasi ke Australia ini pun sempat berkembang biak di Hutan Bakau dan akan kembali lagi kepada gerombolannya saat mereka tiba musim tahun depan," tegasnya.

Blekok Asia juga mengumpulkan pakannya dari kawasan pantai pasang surut Inhil. Sebab di saerah itu banyak terdapat jenis ikan dan kerang.

"Makanya jenis burung laut ini betah mampir ke mari karena banyak pakannya yakni ikan segar," jelas Haryono Karim yang memang banyak tau tentang ekologi karena pernah berdinas cukup lama di Badan Lingkungan Hidup (BLH) Inhil.

Keberadaan burung migrasi ini menambah keunikan Pantai Solop menjadi bagian Bakau Pulau Cawan.

Pantai yang memiliki pasir dibentuk oleh triliunan kulit binatang laut menepi saat pasang surut terhimpun seakan terperangkap oleh lumpur semula, sehingga menjadikannya sebuah fenomena alam yang sangat unik.

Hamparan fosil binatang laut yang membentuk pantai indah asri di Solop itu, juga tak kepalang karena panjangnya tiga kilometer.

Dengan kondisi bentukan pasir dari fosil kerang Inilah maka Pantai Solop juga dinamakan dengan Pantai Seresah, yaitu pantai yang dibentuk dari fosil binatang seperti kerang, siput, senteng, lokan dan berbagai jenis lainnya.