Beijing (Antarasumsel.com) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu RRT Wang Yi membahas esensi dari inisiatif Belt and Road bagi kedua negara.
"Jadi Tiongkok menyampaikan mengenai tujuan dari Belt and Road Forum ini yang intinya adalah untuk menjalin kerja sama yang terkait dengan 'connectivity'," kata Retno ditemui di Hotel Conrad pada Sabtu malam.
Menurut Menlu, dari terbangunnya fasilitas perhubungan maka dapat mengembangkan kerja sama lain seperti perdagangan, investasi maupun hubungan antarmasyarakat.
Retno menyampaikan kepada Wang Yi, dalam pertemuan pada Sabtu siang itu, bahwa pembangunan infrastruktur menjadi salah satu prioritas dari Presiden Joko Widodo dan pemerintah juga telah memiliki rencana besar untuk pembangunan di bidang maritim.
Konektivitas yang hendak dibangun oleh Indonesia nantinya, jelas Retno, akan sejalan dengan ASEAN Connectivity 2025.
"Jadi kita sebenarnya, rencana kita, sudah tergabung dengan rencana regional dan bagaimana rencana regional ini nantinya bisa bekerjasama dengan rencana yang ada di Belt and Road initiative," ujar Retno.
Menlu juga menegaskan Indonesia menekankan kerja sama tersebut harus saling menguntungkan kedua negara serta juga memberikan kontribusi kepada stabilitas keamanan dan kesejahteraan dunia.
Hal kedua yang dibahas oleh Menlu adalah mengenai pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo bersama Presiden RRT Xi Jinping yang akan menyaksikan penandatanganan kesepakatan tiga dokumen terkait Plan of Action 2017-2022, kerja sama ekonomi teknis berupa hibah sebesar Rp150 miliar untuk studi tapak pembangunan proyek infrastruktur dan penandatanganan kesepakatan pembiayaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Dan Menteri Luar Negeri Wang Yi dan kita juga membahas situasi Semenanjung Korea. Harapan kita adalah bahwa Tiongkok akan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi upaya untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea," jelas Menlu Retno.
Menlu Retno bersama Wang Yi juga membahas tentang kemajuan pembahasan Draf Kerangka Kerja Code of Conduct Laut China Selatan.
"Saya sampaikan sesuai dengan komitmen kita tahun lalu, maka 'draft' Framework Code of Conduct ini dapat kita selesaikan paling tidak pada bulan Agustus 2017," ujar Retno.
Para pemimpin ASEAN sendiri sudah jelas memberikan mandat yang kuat, baik kepada para menteri maupun kepada pejabat tinggi untuk menyelesaikan "Framework COC" tersebut, tambah Menlu.
Berita Terkait
Menlu Retno: Dewan HAM PBB harus tangani pelanggaran Israel atas Palestina
Selasa, 27 Februari 2024 12:22 Wib
Indonesia dukung Palestina melalui penegakan hukum di ICJ
Selasa, 16 Januari 2024 10:47 Wib
Menlu Retno: Tindakan Israel bunuh warga sipil Gaza bukan self-defence
Rabu, 13 Desember 2023 15:26 Wib
Menlu Retno temui komisioner UNHCR bahas isu Rohingya
Rabu, 13 Desember 2023 10:11 Wib
Indonesia nilai Israel telah mengubah Gaza bagai neraka
Senin, 11 Desember 2023 11:20 Wib
Hentikan konflik di Gaza, KTT OKI keluarkan resolusi keras
Minggu, 12 November 2023 8:45 Wib
Empat WNI berhasil dievakuasi dari Gaza
Jumat, 3 November 2023 11:36 Wib
Menlu: Indonesia dorong lebih banyak truk bantuan masuk Gaza
Selasa, 31 Oktober 2023 11:31 Wib