Menhub kampanye pemanduan kapal di Singapura

id Budi Karya Sumadi, pemanduan kapal, Menteri Perhubungan, pelayaran di indonesia, pelabuhan

Menhub kampanye pemanduan kapal di Singapura

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (ANTARA/Rosa Panggabean/17)

Singapura (Antarasumsel.com) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kampanye pemanduan kapal  yang berlayar melalui Selat Singapura dan Selat Malaka di depan pemangku kepentingan pelayaran dan pelabuhan agar lebih dikenal dan komersial di KBRI Singapura.

"Indonesia sudah mendapat amanah untuk menjadi pemandu kapal di dua selat itu sehingga harus lebih kita kampanyekan agar lebih komersial kepada pemangku kepentingan yang sebagian besar ada di Singapura," kata Menhub Budi Karya kepada pers di Gedung KBRI Singapura, Selasa.

Hadir dalam acara itu Dubes RI untuk Singapura Ngurah Swajaya dan puluhan pengusaha pelayaran dan pelabuhan Singapura.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebelumnya pada pertengahan April 2017 meluncurkan pemanduan kapal di Selat Malaka dan Selat Singapura untuk meningkatkan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim, serta menjaga kedaulatan wilayah teritorial Indonesia.

Dikatakan Menhub, kampanye ini dinilai sangat penting dalam upaya Pemerintah Indonesia untuk lebih mensosialisasikan soal keberadaan kapal pemandu di dua selat itu kepada pengusaha pelayaran di Singapura.
   
Budi mengatakan, Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara akan menjadi tombak dari keberadaan kapal pemandu di selat itu mengingat di kawasan itu dibangun sejumlah infrastruktur seperti jalur kereta api, jalan tol, pemukiman penduduk, hingga resort.

"Saya juga undang PT Pelindo I dan Asosiasi Pemilik Pelayaran Nasional Indonesia atau INSA dalam kampanye ini agar mereka juga bisa promosi dan berkenalan dengan perusahaan pelayaran di Singapura," kata Menhub Budi.

Dikatakan Menhub, proses beroperasinya pemanduan kapal di Selat Malaka dan Selat Singapura merupakan hasil perjuangan yang panjang Pemerintah Indonesia
melalui pembahasan antarnegara pantai yang terdiri atas Indonesia, Malaysia, dan Singapura dalam "Forum Tripartite Technical Expert Group" (TTEG) dalam kurun dasawarsa.

Pemerintah Indonesia, kata Budi, melalui Kementerian Perhubungan secara resmi menyampaikan kesanggupan untuk melaksanakan pemanduan Selat Malaka dan Selat Singapura dengan target pelaksanaan pada 2017.

Komitmen Indonesia untuk melaksanakan pemanduan di Selat Malaka dan Selat Singapura ini menjadikan Indonesia sebagai negara pertama yang siap dalam melaksanakan pemanduan di selat itu.

Menhub meminta kepada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) agar melaksanakan pelayanan pemanduan secara profesional dan kompetitif dengan menyiapkan tenaga pandu yang profesional sehingga akan terjamin keselamatan pelayaran.

Perairan Selat Malaka dan Selat Singapura merupakan salah satu kawasan terpenting jalur laut di kawasan Asia Tenggara. Kawasan sepanjang 550 mil laut itu salah satu jalur laut sempit namun banyak dilalui ribuan kapal dari berbagai negara setiap tahunnya.

"Dari data yang ada sekitar 70 sampai dengan 80 ribu kapal per tahun
menggunakan jalur ini, baik itu kapal kargo maupun kapal tanker, yang berlayar melintasi Selat ini sehingga rawan terhadap kecelakaan di laut," kata Menhub Budi.

Kondisi tersebut menjadikan pemanduan di wilayah Selat Malaka dan Selat Singapura menjadi penting, terutama dalam menjamin keselamatan pelayaran kapal-kapal.