Rektor sepakati gunakan SBMPTN untuk seleksi Mandiri

id SBMPTN, perguruan tinggi negeri, rektor, Ravik Karsidi, seleksi mandiri, calon mahasiswa, mahasiswa baru

Rektor sepakati gunakan SBMPTN untuk seleksi Mandiri

Sejumlah calon mahasiswa didampingi walinya melakukan proses registrasi penerimaan mahasiswa baru yang lulus jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). (Antarasumsel.com/Feny Selly/Ang/17)

Palu (Antarasumsel.com) - Ketua Panitia Pusat Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) Ravik Karsidi mengatakan hampir semua rektor perguruan tinggi negeri (PTN) sepakat menggunakan hasil SBMPTN untuk seleksi mandiri.

"Hasil kesepakatan dengan para rektor, hampir semuanya sepakat menggunakan hasil SBMPTN ini untuk seleksi mandiri," ujar Ravik di Palu, Sulawesi Tengah,Rabu.

Namun untuk berapa persentasenya diserahkan kepada perguruan tinggi bersangkutan. Dia memberi contoh di Universitas Negeri Sebelas Maret,Solo  tempatnya menjabat sebagai rektor, menggunakan 100 persen hasil SBMPTN untuk seleksi mandiri.

"Untuk perguruan tinggi lainnya, diserahkan ke rektornya masing-masing," kata Ravik.

Berdasarkan Permenristekdikti 126/2016 tentang penerimaan mahasiswa baru program sarjana, dijelaskan bahwa idealnya ujian masuk mandiri diambil dari hasil SBMPTN.

Sementara itu, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Sutrisna Wibawa, mengatakan tahun ini pihaknya menerima sekitar 6.000 mahasiswa baru.

"Sebanyak 30 persen dari seleksi nilai rapor atau SNMPTN, 40 persen dari SBMPTN dan 30 persen dari ujian mandiri," kata Sutrisna.

Untuk ujian mandiri, lanjut Sutrisna, baru diselenggarakan jika nilai SBMPTN yang ada belum memenuhi standar yang ditetapkan.

"Jadi tes mandiri baru dilaksanakan, kalau nilai SBMPTN tidak ada."

Sementara itu, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan pihaknya menyerahkan kebijakan tersebut pada masing-masing perguruan tinggi.

"Perguruan tinggi bisa menggunakan nilai SBMPTN, tapi tidak harus. Ada beberapa yang menggunakan namun ada juga yang tidak," kata Nasir.

Intinya, kata mantan Rektor Terpilih Universitas Diponegoro itu, bagaimana seleksi masuk PTN bisa terjaring dengan baik.