Soksi sesalkan masyarakat kembali terjebak fanatisme SARA

id Ade Komaruddin, soksi, sara, kekersan, fanatisme Suku, Agama, Ras, golongan

Soksi sesalkan masyarakat kembali terjebak fanatisme SARA

Ade Komaruddin (ANTARA FOTO)

Jakarta (Antarasumsel.com) - Ketua Dewan Pimpinan Nasional Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia Ade Komaruddin menyesalkan masyarakat kembali terjebak pada fanatisme Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan, hal itu disebabkan eksistensi Indonesia sebagai entitas yang beragam kembali diusik.

"Padahal, selama berabad-abad, sejak era penjajahan sampai dengan Republik Indonesia ini berdiri, konflik SARA ini dapat diatasi dengan semangat membangun kebersamaan dalam keberagaman," katanya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu.

Hal itu dikatakannya saat menyampaikan orasi kebangsaan dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) di Menara Citicon, Jakarta Barat, Sabtu.

Ade Komaruddin atau Akom mengatakan, harus diakui bahwa ketegangan muncul saat ini akibat Pilkada sebagai pemicunya, tepatnya Pilkada DKI Jakarta yang mengangkat isu SARA.

Dia menyayangkan karena seharusnya tidak terjadi, bendungan toleransi yang dibobol oleh lisan yang kurang terjaga, serta kontestasi politik yang menghalalkan segala cara, membentuk polarisasi di akar rumput yang tidak produktif.

"Seakan- akan identitas kita sebagai bangsa yang terkenal 'tepo seliro' serta santun dan berdampingan, menjadi tercemar oleh politik elektoral yang meracuni sumber- sumber terbinanya ladang-ladang toleransi itu," ujarnya.

Dia mengingatkan persoalan SARA seharusnya sudah selesai sejak lama, dari Sumpah Pemuda hingga amandemen UUD 1945, bangsa ini sudah mengakomodir seluruh hak dan kewajiban semua etnis, suku, agama dan warna kulit.

Mantan Ketua DPR itu mengatakan masyarakat tidak pernah merasakan perlunya memperuncing perbedaan-perbedaan itu karena merupakan Sunnatullah yang tidak bisa dihindari.

"Kita tidak perlu memperuncing perbedaan-perbedaan itu karena selama hubungan antar sesama anak bangsa yang sangat beranekaragam ini ditentukan oleh perbedaan-perbedaan, maka berarti kita akan memperkuat mereka yang menyebarkan kebencian ketimbang perdamaian, serta memperkuat mereka yang mempromosikan konflik ketimbang kerja sama yang dapat membantu rakyat mencapai keadilan dan kemakmuran," katanya.

Karena itu dia menilai butuh upaya kuat untuk menjamin terwujudnya kelestarian nilai-nilai Pancasila.