Batik digemari masyarakat Meksiko City

id batik, festival budaya, produk kerajinan, Meksiko, Feria Internacional

Batik digemari masyarakat Meksiko City

Perajin memberi warna kain batik di Desa Gametsekti, Kebumen, Jawa Tengah, Senin (14/11). Perajin batik di daerah ini terus berinovasi salah satunya dengan memberi ikon Kabupaten Kebumen berupa burung walet sebagai motif batik. (ANTARA FOTO/Hanung H

London (Antarasumsel.com) - Aneka produk kerajinan khas Indonesia seperti busana dan selendang batik yang dipamerkan di  stand "Wonderful and Remarkable Indonesia"  merupakan produk kerajinan yang paling diminati masyarakat Meksiko.

Produk-produk khas Indonesia itu tampil dalam acara  festival budaya terbesar di Meksiko, Feria Internacional de las Culturas,

KBRI di Mexico City berpartisipasi pada FICA yang diadakan sejak tanggal 20 Mei  hingga 4 Juni  bersama 94 negara  selama 16 hari Indonesia mempromosikan aneka produk makanan dan kerajinan khas Indonesia dari  diáspora Indonesia  di Meksiko dan Dharma Wanita Persatuan, demikian Pensosbud KBRI Mexico Febby Fahrani kepada Antara London, Selasa.

Menurut Dubes Yusra Khan, FICA merupakan  "melting pot" yang mempertemukan beragam budaya mancanegara, termasuk Indonesia yang akan dapat mendekatkan masyarakat Meksiko dengan Indonesia.

Pengunjung stand Indonesia menunjukkan minat dan ketertarikan melihat dan terlihat antusias mencicipi dan membeli aneka makanan siap saji yang disajikan di Stand Indonesia yang didekorasi ala tempat makan di pinggir sawah.

Nasi Bali, Nasi Padang, Nasi Kuning, Lemper, kue Pisang Bolen, kue Nagasari, es Cendol, es Wedang Santan, dan Kopi Luwak, serta aneka makanan kemasan seperti teh kemasan, kecap, permen, dan biskuit produksi Indonesia diperkenalkan selama FICA.

    
       Pedas tapi lezat
Pengunjung menyampaikan  cita rasa kuliner Indonesia "delicioso" atau lezat, usai mencicipi Nasi Bali yang dipromosikan Bali Food Massage, salah satu penyedia jasa katering makanan Indonesia di ibu kota negara Sombrero ini. Demikian pula dengan Nasi Padang yang Angel's Kitchen yang dipuji "picante pero rico" atau pedas tapi enak, sesuai  selera masyarakat Meksiko yang menyukai makanan pedas.

FICA merupakan festival budaya internasional diadakan  Pemerintah Kota Mexico City sejak tahun 2009. Sebanyak 94 perwakilan negara asing di dan untuk Meksiko Serikat berpartisipasi dalam FICA 2017. Di tahun ini, untuk pertama kalinya  Pemerintah Kota Mexico City mengadakan kompetisi Negara Tamu Undangan, yang dimenangkan  negara Pantai Gading.

Acar FICA 2017 yang dahulu bernama Feria de las Culturas Amigas ini lebih spesial dari penyelenggaraan sebelumnya karena FICA 2017 diadakan di dua lokasi strategis di pusat kota Mexico City, yaitu Zocalo Capitalino dan Plaza Santo Domingo.

Direktur FICA 2017, Sture Graffman menyampaikan  untuk lebih memperluas pengenalan budaya mancanegara di ibu kota Meksiko, FICA 2017 akan diadakan di dua tempat terpisah yang saling berdekatan. Pengenalan unsur budaya berupa kerajinan khas berpusat di Zocalo Capitalino dan pengenalan unsur budaya berupa kuliner khas berpusat di Plaza Santo Domingo.

Pada upacara pembukaan FICA 2017, Gubernur Mexico City, Miguel Ángel Mancera menyampaikan bahwa penyelenggaraan FICA ditujukan untuk memperkenalkan budaya dan tradisi masing-masing negara sahabat yang beragam kepada sekitar 21 juta masyarakat yang mendiami Mexico City dan sekitar. Gubernur Mancera optimis FICA 2017 yang akan ditutup pada tanggal 4 Juni mendatang dikunjungi sekitar empat juta orang, melebihi pengunjung FCA tahun lalu yaitu 3,5 juta orang.

FICA 2017 tidak hanya diisi dengan  pameran produk khas mancanegara, tapi juga pertunjukan budaya, baik seni musik dan seni tari di panggung utama serta beragam kegiatan pengenalan budaya, baik pelatihan tari, musik dan melukis, demonstrasi memasak, dan pemutaran film, di berbagai pusat budaya dan museum di pusat kota Mexico City.

Indonesia juga akan mempertunjukkan tarian tradisional yang akan dibawakan Kelompok Pakoeningrat binaan KBRI menampilkan pertunjukan musik Angklung dan tari, seperti tari Saman, tari Yapong, tari Anging Mamiri, dan tari Lenong Betawi.

Selain  memberikan pelatihan tari pergaulan Indonesia, yaitu tari Gemu Famire, tari Poco-Poco, dan tari Sajojo di Museum Museo de las Culturas.