Luhut: Isu komunis ancam iklim investasi

id Luhut Binsar Panjaitan, isu komunis, investor, menanam saham, tidak kondusif

Luhut: Isu komunis ancam iklim investasi

Luhut Binsar Panjaitan (ANTARA FOTO)

Jakarta (Antarasumsle.com) - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan adanya isu komunis yang beredar di masyarakat akan mengancam iklim investasi bagi investor yang berminat bekerja sama dengan Indonesia.

"Bagaimana investor tertarik, jika yang dilihat adalah berita yang mengancam keamanan. Tinggal laporkan saja kepada yang berwenang nanti akan diatasi, jangan membuat suasana jadi tidak kondusif," kata Luhut di Kementerian Koordinator Kemaritiman Jakarta, Selasa.

Luhut menjelaskan isu mengenai komunisme menjadi isu sentral di Jakarta yang tidak jelas ujungnya. Informasi darinya, Presiden telah mengumpulkan hingga kepala staf angkatan, Kapolri, Paglima TNI, Kepala BIN dan Menkopolhukam untuk memberikan instruksi agar intelijen memastikan tidak ada ideologi komunis masuk di Indonesia.

"Kalau ada, segera ditindaklanjuti sesuai dengan peraturan perundangan yang ada. Saya minta ini digarisbawahi. Semua teritorial kita-perintahkan, dan sekaligus mencari bahwa ada orang yang melaporkan ada kegiatan komunis. Jadi semua institusi keamanan ini bekerja sama," katanya.

Selain itu, mengenai pekerja ilegal, Presiden memerintahkan semua elemen teritorial supaya memantau memastikan itu tidak ada. Kalau ada beberapa ribu pekerja ilegal menurutnya masih bsia dipahami. Tapi kalau sampai puluhan-ratusan ribu, itu sudah tidak benar.

Pesiden juga sudah memberikan arahan, untuk mengurangi kemungkinan itu terjadi dengan menyiapkan sumber daya buruh lokal lebih awal dengan politeknik dan vokasional. Ia menegaskan isu pekerja ilegal bukan hanya menerpa Indonesia, namun semua negara di dunia mengalami hal yang sama, bahkan ada yang lebih parah.

Ia berharap semua pihak bisa menjaga kondisi nasional demi menjaga iklim investasi di Indonesia, agar bisa memajukan pertumbuhan ekonomi secara global. Jika kondisi aman, maka investor juga akan dengan senang hati bekerja sama dengan Indonesia, mengingat Nusantara memiliki berbagai potensi investasi yang besar serta beragam.

"Bagi para pengamat, pemerhati, akademisi dan lainnya, janganlah berkomentar yang tidak-tidak, kita kedepankan kepentingan nasional, semua bisa diatasi bersama-sama demi menjaga perekonomian Indonesia," tambahnya.