Pengamat: Pertahankan terobosan stabilkan harga pangan

id sembako, Pengamat ekonomi, Dr James Adam, harga pangan, sembilan bahan pokok, Ramadhan, distribusi sembako

Pengamat: Pertahankan terobosan stabilkan harga pangan

Perdagangan sembako jelang Ramadhan (FOTO ANTARA)

Kupang (Antarasumsel.com) - Pengamat ekonomi Dr James Adam mengatakan berbagai terobosan yang dilakukan pemerintah untuk menstabilkan harga pangan pokok menjelang Ramadhan 1438 Hijriah hingga Lebaran.

Berbagai terobosan dan kebijakan dilakukan di antaranya gerakan menstabilkan harga melalui pasar murah, Satgas pencegah dan penindakan penimbunan sembako, impor bahan pangan tertentu antar pulau dan trik melancarkan distribusi harus dipertahankan," katanya di Kupang, Senin.

Anggota IFAD (International Fund for Agricultural Development) ini mengatakan hal itu terkait upaya pemerintah (Bulog) untuk tetap mempertahankan stabilitas harga komoditas kebutuhan pokok yang ada.

"Saya melihat beberapa terobosan dan langkah yang telah dibuat pemerintah saat ini untuk menstabilkan harga sudah cukup signifikan sehingga perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan menjelang  Lebaran 1438 Hijriah.

Menurut dia, hampir setiap tahun terjadi kenaikan harga kebutuhan pokok pada saat momentum bulan Ramadhan, sehingga para pedagang juga mewaspadai hal tersebut dengan membeli stok barang cukup banyak sebelum Ramadhan yang mengakibatkan stok menjadi berkurang.

"Harga sembako mulai naik perlahan-lahan di antaranya daging sapi dan ayam, gula pasir, minyak goreng, dan telur serta cabai dan bahan dapur lainnya menjelang akan datangnya Ramadhan, sehingga apabila pemerintah daerah memiliki terobosan yang tetap, tidak akan terjadi gejolak harga," katanya.

Karena itu mantan dosen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang itu meminta pemerintah terus mempertahankan kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat terutama di bulan Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri 2017 Masehi.

"Pemerintah harus serius memperhatikan ini terutama Perindustrian dan Perdagangan, Bulog Divre NTT, Dinas Pertanian dan Perkebunan serta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) NTT dan pemangku kepentingan lainnya di daerah ini," katanya.

Di antaranya kata dia pemerintah harus mengambil kebijakan strategis untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok masyarakat dibulan Ramadhan agar tidak memberatkan masyarakat.

"Kenaikan harga itu harus menjadi perhatian serius Pemerintah agar tidak memberatkan masyarakat khususnya umat Islam sehingga dapat menjalankan ibadah puasa Ramadhan," katanya.

Selain itu menurut dia, pemerintah harus tanggap dan proaktif mengantisipasi kenaikan harga kebutuhan pokok karena harga bahan-bahan pokok utama seperti bawang, cabai, gula, daging ayam dan daging sapi mulai naik jelang Lebaran.

Hal ini terjadi karena setiap Ramadhan terutama Lebaran konsumsi masyarakat akan meningkat 40-60 persen dari hari biasa. Apabila respons Pemerintah tidak cepat dan tepat, maka harga-harga melambung yang akan sangat memberatkan masyarakat.

Pemerintah daerah kata dia perlu melakukan langkah-langkah seperti jika terjadi kenaikan harga yang tidak terkendali, maka pemerintah harus siap dengan kebijakan operasi pasar dan pemerintah harus memastikan semua pasokan bahan-bahan pokok utama tersebut selama hari-hari raya.

Dia mengatakan, langkah berikut adalah pemerintah harus mengamankan semua jalur distribusi bahan-bahan kebutuhan pokok hingga menjelang hari Raya Idul Fitri.

"Jaminan penegakan hukum bagi pihak-pihak yang melakukan tindakan-tindakan yang merugikan, baik ditingkat petani maupun masyarakat, seperti menimbun stok kebutuhan pokok dan praktik curang lainnya untuk menguntungkan diri sepihak," katanya.

Meskipun harus mengambil langkah-langkah itu, namun, pemerintah daerah juga harus cermat dan tepat dalam memenuhi pasokan dan memstabilkan harga dengan cermat akar masalahnya, jangan ambil jalan pintas dengan kebijakan impor. Padahal, masalah utamanya ada di pasokan dan distribusi.