Persaingan pemain termbus tim utama semakin ketat

id Faisal Mursyid, pemain profesional, wasit liga 1 indonesia, evaluasi kinerja wasit, Achmad Haris, kinerja wasit

Persaingan pemain termbus tim utama semakin ketat

Faisal Mursyid (Antarasumsel.com/Nova Wahyudi)

Palembang (Antarasumsel.com) - Persaingan pemain sepak bola usia di atas 23 tahun hingga 35 tahun untuk menembus tim utama terbilang semakin ketat setelah penerapan regulasi PSSI yang mengharuskan pemberian kesempatan kepada pemain muda pada setiap pertandingan.

Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri Faisal Mursyid di Palembang, Minggu, sejak pemberlakukan tiga pemain U-22 harus diturunkan minimal 45 menit dalam setiap pertandingan, dan jika harus diganti juga harus pemain dengan usia tersebut, membuat persaingan perebutan starting eleven semakin ketat.

"Dalam regulasi sudah dijelaskan bahwa satu tim diperkuat oleh dua pemain asing non Asia, satu pemain asing Asia, kemudian tiga pemain U-22. Artinya dalam satu pertandingan, tempat yang tersisa tinggal untuk lima pemain. Jika klub memanfaatkan satu kuota lagi untuk pemain marquee player maka menjadi lebih sulit lagi," kata dia.

Faisal menjelaskan, artinya dalam penerapan regulasi ini banyak pihak yang dirugikan. Bahkan terpaksa pensiun dini mengingat ada aturan lain yakni hanya boleh memakai jasa maksimal dua orang pemain usia 35 tahun. Sementara di sisi lain pemain asing tidak dibatasi usianya.

"Kami berharap ditemukan pola terbaik untuk menyinkronkan antara keinginan memberikan jam terbang ke pemain muda dan tata kelola liga profesional. Hal ini mengingat dalam liga profesional, usia pemain tidak dibatasi," kata dia.

Menurut Faisal, hal ini sangat penting untuk mendongkrak kualitas kompetisi. Lataran dipaksakan harus menurut pemain muda yang sebelumnya belum layak turun di liga profesional telah membuat susunan klasemen sementara Go-Jek Traveloka Liga 1 bak "rolercoster".

Keadaan ini seakan sejalan dengan kondisi mental para pemain muda yang cenderung belum stabil.

"Susunan klasemen Liga 1 demikian cepat berubah karena selisih poin hanga 2-6 poin saja. Artinya jika satu tim mampu menang dua kali saja maka dengan mudah akan masuk dalam persaingan papan atas," kata dia.

Ketua Bidang Pembinaan Prestasi KONI Sumsel Syamsuramel mengatakan bahwa semua pihak harus menyadari bahwa apapun yang dilakukan di dalam sepak bola ini maka muara adalah prestasi Timnas.

"Sepak bola punya liga amatir dan liga profesional, semuanya bermuara pada pembentukan timnas. Namun diakui, idealnya pembinaan pemain muda di liga amatir. Akan tetapi tentunya semua menyadari bahwa kondisi tidak ideal," kata dia.
Mantan pelatih Diklat Sepak Bola Sumsel ini mengutip ucapan mantan pelatih timnas asal Uruguay Cesar Payovich mengatakan persoalan sepak bola Tanah Air yakni tidak adanya kesadaran dari pengurus untuk membina atlet dari usia dini.