KPB gelar kemah budaya isi libur sekolah

id Kader Pelestari Budaya, Kemah Budaya, liburan sekolah, Sidakarya, Kecamatan Denpasar, kemah

KPB gelar kemah budaya isi libur sekolah

Ilustrasi. (ANTARA/Prasetyo Utomo/17)

Denpasar (Antarasumsel.com) - Kader Pelestari Budaya (KPB) bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Bali, menyelenggarakan "Kemah Budaya" untuk mengisi liburan sekolah di kawasan Desa Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan.

Ketua Panitia Kemah Budaya, Wahyu Diatmika di Denpasar, Kamis, mengatakan kegiatan "Kemah Budaya" ini sudah memasuki yang ke-10 tahun. Ajang ini bertujuan untuk melakukan persahabatan dengan para siswa dalam mengisi liburan sekolah.

"Kegiatan tersebut diselenggarakan selama empat hari. Bahkan para peserta kemah tidak diizinkan membawa telepon seluler. Tujuannya agar peserta benar-benar konsentrasi mengikuti kegiatan itu," katanya.

Ia mengatakan dalam kegiatan itu memberikan kesempatan para siswa berinteraksi dalam kelompok yang diisi dengan kegiatan ceramah umum dengan tema "Sarin Sesarin Dharma Manusa", lomba keterampilan budaya, lomba debat budaya, lomba karya tulis ilmiah, lomba drama tradisional, serta studi lapangan mengetahui riset sederhana terkait tema itu.

"Peserta sebanyak 40 orang dari 10 sekolah SMA negeri dan swasta di Kota Denpasar, yang nantinya para peserta sekaligus menjadi calon organisasi pelestari budaya Kota Denpasar," ujarnya.

Sementara itu,  Plt. Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar Wayan Sujati mengharapkan para peserta kemah budaya ini nantinya dapat mengimplementasikan ilmu yang didapat selama kegiatan kemah tersebut.

         "Saya harapkan kepada para peserta kemah mentaati aturan dan fokus pada kegiatan yang dirancang oleh pihak panitia. Selain itu saya harapkan peserta dengan tidak diizinkan membawa telepon seluler (HP), bukan menjadi beban dalam berkomunikasi dengan keluarga," ujarnya.

Seorang peserta Ayu Dita Kanaya mengatakan sebelum mengikuti kemah budaya ini, pihak panitia sudah memberitahu agar tidak membawa telepon seluler.

"Sebelum berangkat ke tempat kemah, kami sudah diberitahu oleh panitia agar tidak membawa telepon seluler. Memang awalnya rasanya tidak enak kalau seharian tidak sempat berkomunikasi dengan keluarga dan teman diluar. Tapi karena padatnya jadwal kegiatan, hal itu tidak terasa," ucap siswi SMAN 1 Denpasar.

Ia mengaku sangat senang mengikuti kegiatan kemah budaya mengisi hari libur sekolah. Biasanya kalau di rumah dan kegiatan sehari-hari HP tak boleh lepas dari genggaman, namun dalam kegiatan ini dilarang keras membawa HP. Pertamanya kaget mendengar tidak boleh bawa HP tapi setelah mengikuti kegiatan jadi lupa dengan telepon seluler.

"Tas dan barang bawaan di cek dulu sama panitia, jika ditemukan HP akan ditahan sementara sama pihak panitia,¿¿ ujarnya.

Hal senada juga dikatakan Sandi Haris Saskara siswa SMAN 6 Denpasar mengaku rasa cangung bertemu dengan teman baru di kemah budaya ini. Namun ini menjadi tantangan dan dapat beristeraksi dan bertukar pengalaman bersama teman-teman sebaya, mesti tidak membawa telepon seluler.

Ia mengharapkan kegiatan tersebut dapat dilaksanakan secara berkesinambungan dalam mengisi hari libur sekolah di Kota Denpasar.

"Baru pertama mengikuti kegiatan ini bersama empat teman di sekolah mendapatkan pengalaman baru dan seru," katanya.