Menhub: Ruang udara punya slot tambah penumpang

id Budi Karya Sumadi, Menhub, penumpang pesawat, jalur darat, pesawat terbang, Bali, Solo, Yogyakarta

Menhub: Ruang udara punya slot tambah penumpang

Budi Karya Sumadi (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Jakarta (Antarasumsel.com) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan ruang udara memiliki slot tambahan untuk mengangkut lebih dari 200 ribu penumpang sehingga pemudik ke depan diharapkan tidak bertumpu menggunakan jalur darat.

"Udara masih punya ruang yang besar dengan slot tambahan dua sampai tiga jam kita bisa mengangkut lebih dari 200 ribu orang," kata Menteri Budi usai menghadiri diskusi di Kantor Staf Presiden Jakarta, Kamis (6/7) malam.

Ia mengatakan pemanfaatan slot tambahan tersebut akan diintensifkan pada pesawat dengan tujuan terbanyak penumpang, seperti Bali, Solo, Yogyakarta dan Medan.

Selain itu, ia menilai penerbangan dari bagian timur Indonesia hanya bertumpu di Surabaya dan Jakarta. Selanjutnya, Kementerian Perhubungan akan membuat sub-hub bandara di Semarang dan Solo.

Kemenhub mencatat sarana pesawat tumbuh mendekati 10 persen. Pertumbuhan juga terlihat dari kenaikan penumpang sebesar 12 persen selama dua tahun berturut-turut.

Menhub menilai pertumbuhan tersebut menandakan peningkatan kemampuan masyarakat menggunakan pesawat terbang.

Selain meningkatkan di sektor transportasi udara, Menhub juga akan memaksimalkan potensi transportasi jalur laut yang dipandang masih terjadi stagnasi (stagnant, red) penumpang mudik.

Oleh karena itu, untuk jarak jauh, Menhub akan mengoptimalkan hanya pada keperluan logistik, sedangkan untuk jarak pendek akan dikoordinasikan dengan PT Pelni dan PT ASDP Indonesia Ferry guna meningkatkan pergerakan kapal.

Menteri Budi selaku Koordinator Penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2017 menambahkan mudik tahun ini bisa berjalan lebih baik dari tahun sebelumnya karena perencanaan dan persiapan lintas sektoral yang lebih matang.

Sejak awal tahun, pemerintah sudah melakukan perencanaan, pengecekan kesiapan infrastruktur jalan, penyiapan manajemen, dan rekayasa lalu lintas operasional di lapangan. Selain itu, pengecekan kesiapan sarana angkutan, penyiapan fasilitas pendukung seperti "rest area", pos kesehatan, ketersediaan BBM, hingga sosialisasi jalur utama dan jalur alternatif.