Asosiasi: Pelaku industri kreatif "Games" masih sedikit

id komputer, progamer, Narenda Wicaksono, Asosiasi Games Indonesia, industri kreatif

Asosiasi: Pelaku industri kreatif "Games" masih sedikit

(Antarasumsel.com/Feny Selly)

Palembang (Antarasumsel.com) - Asosiasi Games Indonesia mengungkapkan jumlah pelaku industri kreatif pembuatan aplikasi games di Indonesia terbilang masih sedikit jika dibandingkan sektor lain yakni fesyen, kuliner dan cenderamata.

Presiden Asosiasi Games Indonesia Narenda Wicaksono di Palembang, Minggu, mengatakan games saat ini sangat digemari di Indonesia yakni hampir di setiap kalangan pada beragam usia, namun pihak yang mau benar-benar terjun dan berbisnis di sektor industri kreatif itu masih dalam hitungan jari.

"Orang seperti saya yang bisa dikatakan sebagai pemain di Indonesia hanya sekitar lima orang. Jadi masih sangat terbuka peluang bagi generasi muda jika benar-benar mau menggarapnya," kata dia.

Jika dari sisi finansial, pembuatan games sangat menjanjikan asalkan yang bersangkutan mau berkreasi.

Pelaku tidak perlu memiliki kantor tapi cukup melakukannya di depan layar komputer yang bisa ditempatkan di rumah.

Dengan cara seperti ini, sosok-sosok sukses di dunia games bisa mengantongi keuntungan hingga miliaran rupiah.

"Kami-kami ini sampai dibilang pelihara `tuyul` karena kerja di rumah saja, ngak keluar-keluar tapi bisa dapat miliaran rupiah," kata Narenda.

Hanya saja, sukses di bidang pembuatan games tidak dapat dicapai tanpa berkoneksi dengan bidang lain karena dibutuhkan strategi untuk menjual produk yang laku di pasar dan dapat menggaet investor.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komputer dan Teknik Informatika Indonesia Prof Richardus Eko Indrajit yang menjadi pembicara dalam kegiatan Bekraf Developer Day mengatakan sudah saatnya semua pihak membidik industri kreatif sebagai lahan untuk berbisnis.

Indonesia lama kelamaan dipastikan tidak dapat lagi bergantung pada sumber daya alam karena yang ada sudah semakin berkurang. Industri kreatif dapat menjadi salah satu alternatif generasi muda untuk mengembangkan diri.

Para mahasiswa perguruan tinggi ilmu komputer dan sejenisnya sudah saatnya memanfaatkan kesempatan ini karena kuenya masih sangat besar.

"Umumnya mahasiswa komputer itu targetnya games-nya itu jadi (alasan tugas kuliah). Setelah jadi, ya sudah mereka stop. Ke depan tidak boleh lagi seperti. Mereka harus sudah bisa berpikir bahwa games ini akan dijual dan harus dapat investor," kata dia.

Bisnis pembuatan aplikasi games dan animasi hingga kini belum begitu besar sumbangsihnya untuk PDB yakni hanya 1,77 persen.

Akan tetapi kontribusi itu diperkirakan akan bertambah pada tahun-tahun mendatang mengingat industri kreatif sendiri mencatat pertumbuhan tahunan 4,3 persen tahun 2016 dengan menitikberatkan pada tiga sektor yakni fesyen, kuliner dan cenderamata.