Rupiah Jumat pagi melemah ke Rp13.349

id rupiah, nilai tukar, uang indonesia, mata uang dunia, mata uang domestik, pelemahan rupiah, Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada

Rupiah Jumat pagi melemah ke Rp13.349

Pekerja menyusun uang rupiah di cash center, Jakarta (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/ama/)

Jakarta (Antarasumsel.com) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat pagi, bergerak melemah 13 poin menjadi Rp13.349 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.336 per dolar Amerika Serikat (AS).

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Jumat, mengatakan pergerakan rupiah mengalami pembalikan arah ke area negatif setelah mengalami penguatan pada hari sebelumnya.

"Volume beli terhadap aset berdenominasi rupiah relatif masih rendah, situasi itu menjadi salah satu faktor yang menahan laju mata uang domestik," katanya.

Kendati demikian, menurut dia, pelemahan rupiah relatif terbatas menyusul sejumlah mata uang di kawasan Asia bergerak di area positif. Situasi itu dapat memberikan kesempatan bagi aset berdenominasi rupiah untuk diakumulasi investor sehingga akan berdampak positif pada pergerakan mata uang domestik.

"Laju sejumlah mata uang Asia mendapatkan manfaat dari hasil testimoni Ketua The Fed Janet Yellen yang menyatakan kenaikan suku bunga acuan The Fed diperkirakan tidak agresif. Dengan demikian, kami melihat laju rupiah dapat memanfaatkan momentum untuk dapat terangkat," katanya.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa data perdagangan Tiongkok yang melebihi ekspektasi akan memperbaiki ekspektasi surplus dagang Indonesia yang sebelumnya sempat menipis akibat menurunnya harga komoditas.

"Kondisi itu dapat mendorong kembali penguatan rupiah terhadap dolar AS," katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, sentimen positif dari angka defisit APBN semester pertama 2017 terhadap PDB yang hanya 1,29 persen, lebih rendah dibandingkan dengan defisit anggaran periode yang sama tahun lalu juga akan meredam kekhawatiran pasar.

Selain itu, ia mengatakan bahwa Bank Indonesia yang optimistis terhadap pertumbuhan semester kedua 2017 yang diperkirakan mencapai 5,3 persen, juga bisa membuka ruang penguatan rupiah terhadap dolar AS ke depannya.