Kontingen Indonesia tanpa emas di ASG Singapura

id asg, kontingen indonesia, tanpa emas, ASEAN Schools Games

Kontingen Indonesia tanpa emas di ASG Singapura

ASEAN Schools Games Singapura. 2017 (Ist)

Singapura  (Antarasumsel.com) - Kontingen Indonesia tidak bisa meraih satu pun medali emas di hari keempat pelaksanaan pertandingan-pertandingan ASEAN Schools Games (ASG) 2017, Singapura, Selasa.

Dari delapan cabang olahraga yang dipertandingkan di hari keempat, Indonesia hanya bisa menambah lima medali perak melalui atletik dan membuat total medali Indonesia adalah 19 emas, 26 perak dan 17 perunggu. Catatan ini membuat Indonesia turun ke posisi kedua klasemen perolehan medali sementara dan Thailand kembali ke posisi puncak dengan 20 emas, 15 perak dan 22 perunggu.

Persis di bawah Indonesia, bercokol tuan rumah Singapura dengan 18 emas, 21 perak dan 19 perunggu.

Pada Selasa (18/7), lima medali perak atletik disumbangkan oleh Safrina Ayu dari nomor 100 meter lari gawang putri, Maesaroh dari lompat jangkit putri, Nani Dwi dari 2.000 meter lari halang rintang putri, Hendri Marlyondia dari 2.000 meter halang rintang putri dan tim estafet putra 4x400 meter.

Dengan demikian, dari cabang olahraga atletik yang dilombakan sejak Sabtu (15/7) sampai berakhir Selasa (18/7), Indonesia mengumpulkan satu emas, 11 perak dan lima perunggu. Jumlah ini jauh lebih sedikit dari target Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yaitu 10 medali emas.

Selain atletik, cabang olahraga yang pertandingannya berakhir pada Selasa (18/7) adalah boling. Sayangnya, di kompetisi terakhir, nomor tim kuartet putra dan putri gagal menorehkan medali.

Indonesia juga selesai berlaga di bola basket di hari keempat ASG 2017. Pada partai terakhir yang digelar di Our Tempines Hub, tim putra dan putri yang sama-sama melawan Filipina harus takluk dengan skor masing-masing 66-44 dan 78-68. Itu adalah kekalahan ketiga kontingen bola basket Indonesia dari total empat pertandingan yang membuat mereka harus rela tidak membawa pulang medali ke Tanah Air.

Indonesia dipastikan menambah pundi-pundi emas setelah di nomor perorangan bulu tangkis dan tenis sesama atlet Tanah Air ada yang bertemu di final.

Di bulu tangkis, dua tunggal putra berhasil masuk final setelah keduanya memenangi babak semifinal dari laga kontra atlet-atlet Malaysia, Selasa. Dalam laga yang digelar di Our Tempines Hub, atlet Indonesia Handoko Wijayanto berhasil menaklukkan Chia We Jie dengan skor 23-21 dan 21-13. Di final, Rabu (19/7), Handoko akan berhadapan dengan rekan senegaranya Nur Yahya Velani yang juga mengalahkan Lim Chong King 21-17 dan 21-18.

Di samping emas, kontingen bulu tangkis Indonesia juga memastikan medali perak melalui ganda putri Elvira Arumningtyas/Elizabeth Jovita yang melaju ke final setelah menaklukkan pasangan Malaysia Yap Ling/Ng Wan Win, 21-18 dan 21-17.

Indonesia pun memastikan meraih empat perunggu melalui ganda campuran M. Rezky/Mia Dian Nurlia, tunggal putri Alya Rahma, tunggal putri Desima Azmar Syarafina dan ganda putri Mia Dian Nurlia/Ayu Gary Maharani yang seluruhnya tak kuasa membendung pemain Malaysia di semifinal.

Sementara di tenis, Indonesia berhasil memastikan tambahan satu emas setelah pada Selasa, dua ganda putri sukses melaju ke babak final nomor perorangan.

Pada partai empat besar yang ditandingkan di lapangan tenis Akademi Tanglin, Singapura, ganda putri Indonesia Fadona Titalyana/Novela Rezha berhasil menaklukkan pasangan Thailand Rawan Seewajee/Pat Vasurat dengan skor 6-2, 2-6 dan 7-5.

Di babak final, mereka akan bertemu pasangan Indonesia lainnya yaitu Shevita Aulana/Putri Sanjungan Insani yang sukses menyingkirikan pasangan Thailand Romklao Yuenyao/Sawangkaew Manachaya, 7-6, 2-6 dan 7-6.

Selain dua pasangan tersebut, tenis lapangan Indonesia juga menempatkan satu wakil lagi di babak final yang akan digelar Rabu (18/7) yaitu ganda putra Iswandaru Kusumo/Indra Wahyu yang juga menundukkan pasangan Thailand.

Pencapaian satu emas dan setidak-tidaknya satu perak itu ditambah lagi dengan lima medali perunggu atas nama petenis-petenis Indonesia yang gagal menang di semifinal yaitu tunggal putra Rindosa Wijaya dan Christian Alfin, tunggal putri Fitriani Sabatini, ganda putra Ali Akbar/Ari Fahresi dan ganda campuran Rifki Fitriadi/Fitriana Sabrina.

Lalu, setelah libur sehari pada Selasa (18/7), renang akan dipertandingkan untuk terakhir kalinya di ASG 2017 pada Rabu (19/7). Ada total 18 nomor putra dan putri yang dilombakan dan mengingat sampai berita ini diturunkan Indonesia sudah memperoleh 16 medali emas dari kolam renang, kemungkinan bertambahnya pundi-pundi medali emas dan lainnya sangat terbuka.

Kemudian, dari bola voli, kans tim putra Indonesia tertutup untuk meraup emas. Sebab pesaing terdekatnya, Thailand, belum mencatatkan kekalahan dari total empat pertandingan dan hanya kehilangan satu gim yaitu ketika berhadapan dengan Singapura.

Tim bola voli putra sendiri sudah merasakan takluk sekali dari Thailand dengan skor 3-0, sebelum memenangi tiga laga sebelumnya. Jika ingin mendapatkan perak, Indonesia tidak boleh kalah dari Filipina di pertandingan terakhir atau laga keempat, Rabu (19/7).

Nasib tim bola voli putri hampir serupa dengan tim putra, dengan Thailand yang meraup hasil sempurna dari semua laganya. Kalau masih ingin merengkuh perak, bola voli putri Indonesia harus menaklukkan Filipina, yang sebelumnya ditaklukkan Thailand dengan skor 3-2, di laga pamungkas, Rabu (19/7).

Selanjutnya, sepak takraw sudah memastikan diri merebut perunggu dari nomor tim putra karena akan bertanding di semifinal kontra Laos, Rabu (19/7). Medali emas akan berada di genggaman seandainya skuat takraw Indonesia berhasil lolos ke final dan memenangkan laga melawan Thailand atau Malaysia yang berlaga di semifinal lainnya.

Terakhir, dari cabang olahraga tenis meja, Indonesia menempatkan dua atletnya di babak delapan besar nomor perorangan yaitu tunggal putra Marcello dan tunggal putri Anastasya. Di perempat final pada Rabu (19/7) itu, Marcello akan berhadapan dengan wakil Thailan dan Anastasya bertanding kontra atlet Filipina.

Dengan sisa satu hari pelaksanaan ASG ke-9 2017, Singapura, peluang Indonesia untuk menunaikan target mendapatkan total 30 emas dan berada setidak-tidaknya di urutan kedua klasemen perolehan medali cukup terbuka. Syaratnya cuma satu, tentu saja dengan memaksimalkan semua kesempatan memperoleh emas.