Nilai transaksi pasar modal Sumsel tumbuh pesat

id bej, transaksi, pasar modal, hari mulyono,

Nilai transaksi pasar modal Sumsel tumbuh pesat

ILustrasi - Pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Palembang  (Antarasumsel.com) - Nilai transaksi pasar modal dari investor yang menggunakan Kartu Tanda Penduduk asal Sumatera Selatan mengalami pertumbuhan pesat sepanjang tahun 2017.

Kepala Bursa Efek Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Harry Mulyono di Palembang, Kamis, mengatakan, pergerakan nilai transaksi telah terasa sejak awal tahun dengan membukukan total 1,120 triliun pada Januari 2017 kemudian pada Februari mencapai Rp1,198 triliun.

Penurunan baru terjadi pada Maret 2017 dengan membukukan 803,8 miliar, April Rp704,1 miliar, Mei Rp917,7 miliar dan Juni Rp788,6 miliar.

"Secara garis besar terjadi peningkatan pesat jika dibandingkan tahun lalu," kata Harry.

Pada tahun lalu, Januari-Juli 2017 membukukan nilai transaksi Rp3,9 triliun sementara pada tahun ini sudah tembus Rp5,5 triliun.

Ia mengatakan pencapaian positif ini tak lain berkat diluncurkannya program "Yuk Nabung Saham" pada tahun 2015.

Melalui program ini, masyarakat dapat berinvestasi di pasar modal dengan cara mencicil untuk membeli saham. Program ini dapat terlaksana karena BEI bekerja sama dengan perusahaan sekuritas yang juga memiliki program pembelian saham mikro.

Sejauh ini melalui program tersebut, pertumbuhan investor baru tergolong pesat terjadi di Kota Palembang dengan mencatat pertambahan 773 sid hingga 12 Mei 2017. BEI mencatat total investor asal Palembang mencapai 8.646 sid.

Pertambahan tersebut setara dengan 51,6 persen dari total pertumbuhan investor baru Kota Palembang sepanjang 2016 yang mencapai total 1.498 sid.

"Meski masih jauh dari target yakni 10 persen jumlah penduduk Palembang (diperkirakan berjumlah total 2 juta jiwa), tapi pergerakan yang ada sudah cukup siginifikan jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata Harry.

Untuk itu, peran dari berbagai kalangan sangat diharapkan untuk pengembangan sektor jasa keuangan pasar modal ini. Maklum saja, Harry menjelaskan bahwa, hingga kini pasar modal merupakan industri keuangan dengan penetrasi terendah di masyarakat setelah perbankan, asuransi, pembiayaan, dana pensiun.

Salah satu langkah yang dipandang cukup efektif membantu, menurut Harry, yakni dibukanya Galeri Investasi BEI di sejumlah perguruan tinggai Kota Palembang.

Kelima galeri itu di Universitas Katolik Musi Charitas, STIE MDP Palembang, Universitas Muhammadiyah Palembang, Politeknik Negeri Sriwijaya dan Universitas Sriwijaya.