"Patroli kita
ubah, (yang sebelumnya) dari pagi (diubah) menjadi sore sekitar pukul
15.00 WIB," katanya kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.
Perubahan pola patroli tersebut berdasarkan hasil penelusuran
Brigjen TNI Abdul Karim terkait pola terjadinya Karhutla, yang
menurutnya hal disengaja.
Abdul Karim yang
juga menjabat sebagai komandan satuan tugas (Satgas) penanggulangan
Karhutla Riau tersebut mengatakan, mayoritas kebakaran terjadi menjelang
sore. Dia menilai, selama ini pelaku pembakar lahan kerap beraksi pada
sore hari, saat kegiatan patroli berakhir.
"Makanya kita ubah polanya," jelasnya.
Dalam dua pekan terakhir, dia mengatakan kondisi cuaca di Riau cukup
kering. Bahkan mayoritas wilayah tersebut tidak diguyur hujan selama
periode dua pekan lamanya.
Akibatnya sejak
awal pekan ini, bermunculan titik-titik panas yang mengindikasikan
adanya Karhutla di sejumlah wilayah di Provinsi Riau.
Menanggapi hal itu, Danrem mengatakan dirinya terus berkoordinasi
dengan Satgas Karhutla Riau, yang terdiri dari TNI, Polri, Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Manggala Agni serta instansi
lainnya untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Sosialisasi terus ditingkatkan, begitu juga pengawasan dan patroli. Dua
minggu ini memang panas terik. Ini harus diantisipasi bersama,"
jelasnya.
Lebih jauh, dia juga meminta
kepada Polri yang merupakan Satgas Penegakan Hukum (Gakkum) Karhutla
untuk terus memainkan peranan guna menciptakan efek jera.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun
Pekanbaru pada hari ini mendeteksi enam titik panas yang mengindikasikan
adanya Karhutla dengan tingkat kepercayaan diatas 50 persen di Provinsi
Riau.
Enam titik panas yang dideteksi
satelit Terra dan Aqua tersebut masing-masing terpantau di Bengkalis,
Kuantan Singingi, Siak, Indragiri Hulu dan dua titik lainnya di
Kabupaten Pelalawan.
Dari enam titik panas
tersebut, dua diantaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi
kuat adanya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dengan tingkat
kepercayaan diatas 70 persen.
Keberadaan
titik-titik panas di Provinsi Riau terus terpantau sejak awal pekan ini.
Satuan tugas (Satgas) penanggulangan Karhutla Riau terus meningkatkan
koordinasi guna mengatasi titik-titik panas.
Pemerintah Provinsi Riau sendiri jauh di awal tahun telah mengambil
tindakan cepat dengan menetapkan status siaga penanggulangan kebakaran
hutan dan lahan. Status itu telah diperpanjang hingga November 2017
mendatang.