Mahasiswa Unsri deklarasi perangi radikalisme dan terorisme

id mahasiswa, unsri, radikalisme, teroris, Fakultas Teknik, nkri

Mahasiswa Unsri deklarasi perangi radikalisme dan terorisme

Ilustrasi - (ANTARA/Adeng Bustomi)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Mahasiswa Universitas Sriwijaya dari Fakultas Teknik mendeklarasikan diri memerangi radikalisme dan terorisme di lingkungan kampus yang diikrarkan dalam Kuliah Umum Kepolisian Daerah Sumatera Selatan di Kampus Unsri di Indralaya, Rabu.

Deklarasi mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya (Unsri) terdiri atas enam poin yakni menjalankan empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI sebagai pedoman dalam berbangsa dan bernegara.

Selanjutnya, kedua, mencegah berkembangnya segala bentuk ekstrimisme, radikalisme, dan terorisme yang dapat mengancam ideologi Pancasila dan keutuhan NKRI.

Ketiga, mendukung setiap langkah Kapolda Sumsel untuk menindak tegas setiap pelaku gangguan kamtibmas dan gangguan keamanan yang mengatasnamakan SARA.

Keempat, mengamalkan ajaran Islam sesuai teladan Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya dan ulama yang mengikutinya dan kelima, melaksanakan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 dalam seluruh kegiatan Tridharma.

Sedangkan poin keenam menyatakan akan belajar dengan giat untuk menambah ilmu pengetahuan dan meningkatkan kompetensi yang relevan dan bermanfaat bagi bangsa dan negara RI.

"Ini dibuat oleh semua mahasiswa Fakultas Teknik. Baik dari Teknik Sipil, Teknik Kimia, Teknik Pertambangan, Teknik Mesin, Teknik Arsitektur dan Teknik Geologi. Sesuai dengan isi deklarasi, ini akan kami amalkan. Kami akan mendukung Polri dalam memerangi semua bentuk kejahatan, terutama radikalisme dan terorisme," kata Gubernur Fakultas Teknik, Roben Syahputra.

Sementara itu, Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto memberikan apresiasi atas deklarasi yang disampaikan mahasiswa dan akademisi Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya. Apalagi deklarasi itu dilakukan demi menjaga keamanan dan keutuhan bangsa Indonesia.

"Bertemu dengan civitas akademika di Sumsel adalah strategi kami untuk menyosialisasikan upaya menjaga keutuhan NKRI. Ada banyak kejadian diluar sana yang berusaha memecah belah bangsa kita, terutama melalui kecanggihan teknologi, semua pihak semua elemen dan semua lapisan harus hati-hati," kata dia.

Termasuk dalam men-share berita-berita yang belum tentu kebenarannya karena hal itu yang dapat memicu perpecahan. Begitu pun dengan ajakan-ajakan yang mengarah pada terorisme, setiap individu harus bijak dan sama-sama menjauhi hal itu.

"Bila ada di sekitar lingkungannya, bisa segera melapor ke kepolisian terdekat. Dukungan perangi terorisme ini sangat luar biasa bagi kami. Keutuhan NKRI harus dijaga, jangan dibuat compang-camping," kata Agung.

Terorisme dan radikalisme, menurut Agung, adalah hal tidak baik yang kerap muncul karena keberagaman. Terorisme itu sangat berpotensi mudah masuk ke Indonesia karena banyak pihak yang tidak menyadari keberagaman.

"Terorisme dan radikalisme itu harus ditindak tegas. Keduanya tidak akan muncul apabila kita memiliki rasa toleransi. Upaya yang harus kita lakukan adalah mencegah intoleransi itu muncul. Kita harus menyadari bahwa Indonesia miliki keberagaman dalam berbagai hal. Keberagaman itu sangat indah," kata Agung.