Rendang dan nasi goreng diserbu masyarakat Ekuador

id rendang, nasi goreng, makanan indonesia, Pekan Kuliner, Budaya, ekuador

Rendang dan nasi goreng diserbu masyarakat Ekuador

rendang (Ist)

London (ANTARA Sumsel) - Hidangan rendang dan nasi goreng yang masuk dalam 50 makanan top dunia pilihan CNN diserbu masyarakat Ekuador dalam acara Pekan Kuliner dan Budaya Indonesia yang diadakan KBRI Quito di Restoran Portofino Hotel Hilton Colon Guayaquil, Quito, Ekuador.

Sejak dibuka oleh Wakil Menteri Pariwisata Ekuador, Carlos Larrea, dan Dubes RI untuk Ekuador, Diennaryati Tjokrosuprihatono Selasa lalu, pagelaran kuliner dan budaya Indonesia bertajuk Wonderful Indonesia Week 2017 berhasil memikat ratusan pengunjung  menikmati kelezatan makanan Indonesia, demikian keterangan dari Pensoabud KBRI Quito yang diterima Antara London, Minggu.

Kegiatan  berlangsung sejak tanggal 1 hingga 6 Agustus ini tidak saja menyajikan kuliner Indonesia tapi juga budaya dan kerajinan. Grup tari Saleho asal Boyolali  membawakan tari Topeng Ireng dan Sakeera menarik perhatian penonton.

Khusus makanan, selain rendang dan nasi goreng yang masuk dalam 50 makanan top dunia pilihan CNN, juga disajikan berbagai makanan lain. Tim juru masak yang didatangkan khusus dari Indonesia Satu Foundation di Amsterdam didukung juru masak Wisma Duta RI di Quito, menyiapkan kuliner Indonesia.

Hidangan Gohu Ternate yang mirip salah satu makanan khas Ekuador pun laris manis diserbu pengunjung.

Selain rendang, sate ayam, sate maranggi, sate lilit, sayur lodeh, urap, gado-gado hingga asinan dan rujak buah juga laris manis .

Begitu pun dengan nagasari, lemper, kue sus hingga bir pletok yang juga disukai  pengunjung yang harus merogoh kocek $45 per orang untuk menikmati semua makanan.

Dubes Diennaryati Tjokrosuprihatono menyampaikan promosi kuliner dan budaya ini merupakan bagian dari upaya menarik  wisatawan dan pebisnis Ekuador  berkunjung dan melakuka bisnis di  Indonesia. Diharapkan melalui program ini setidaknya Hotel Hilton Colon bisa menjadikan masakan Indonesia masuk dalam menu,¿ ujarnya.

Menurut Chef Eduard Rosadi,  Hilton Guayaquil menunjukkan minat  untuk memperlajari resep masakan Indonesia seperti nasi goreng.

Selain kuliner pengunjung Restoran  Portofino menyaksikan tari-tarian dari Boyolali serta lagu Indonesia yang dibawakan musisi Yuyun George yang memadukan saksofon dan suling.

Pengunjung diajak berkelana menyaksikan aneka ragam batik khas Indonesia melalui demo pembuatan batik dan fashion show busana-busana batik karya Yuku Moko, Opi Bachtiar, Wieke Dwiharti , Wignyo dan Nani Rahmat.

Selama seminggu kegiatan berlangsung ratusan pengunjung yang berasal dari kota besar sekaligus kota bisnis di Ekuador ini menunjukkan  antusiasme pada kuliner dan budaya Indonesia. Meskipun sebagaian besar bahan makanan bisa ditemukan dengan mudah di Guayaquil namun penyajian ala Indonesia merupakan sesuatu yang eksotis.