Ogan Ilir tambah posko satgas Karhutla

id Yulizar Dinoto, kebakaran hutam, pencegahan, lahan, pembakaran, kabut asap, satgas Karhutla, rawan terbakar, posko

Ogan Ilir tambah posko satgas Karhutla

Dokumentasi-Petugas Manggala Agni menarik selang air saat berusaha memadamkan api saat terjadi kebakaran lahan di Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan. (Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/17) ()

Palembang (ANTARA Sumsel) - Kabupaten Ogan Ilir akan menambah pos komando (posko) Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan untuk merespon terbakarnya lahan gambut seluas 200 hektare pada 5-7 Agustus 2017.

Staf Khusus Gubernur Bidang Karhutla Yulizar Dinoto di Palembang, Selasa, mengatakan, posko baru ini direncanakan akan ditempatkan di kawasan rawan terbakar di Jalan Palembang-Inderalaya.

"Ini berdasarkan hasil evaluasi setelah kejadian karhutla bahwa di kawasan dekat Simpang Rambutan, Desa Arisan Jaya itu harus ditambah satu pos lagi," kata dia.

Posko ini diharapkan menjadi titik koordinasi para petugas dan mengimpun logistik untuk pemadaman darat yang masih bisa dijangkau dengan cara berkendaraan atau berjalan kaki.

Namun, apabila, areal yang terbakar sulit diakses maka alternatif hanya dengan cara pemadaman udara menggunakan tiga unit helikopter MI-17.

Ia mengatakan kegiatan mitigasi harus lebih dikedepankan dibandingkan pemadaman, namun apabila kejadian karhutla tidak dapat dihindari maka hendaklah seluruh sumber untuk bekerja bahu membahu.

Masyarakat juga harus diingatkan secara terus menerus mengenai bahaya dari pembakaran lahan untuk tujuan membuat areal pertanian. Seperti diketahui bahwa Ogan Ilir merupakan kabupaten yang memiliki ratusan hektare lahan perkebunan sayuran dan sawit.

"Rakyat boleh bertani, tidak dilarang tapi jangan sampai membakar lahan. Tidak masalah jika patroli masuk kampung dilakukan oleh petugas dengan membawa senjata. Maksudnya agar masyarakat tahu bahwa ini sangat serius," kata dia.

Menurutnya, peran vital dalam menggerakkan masyarakat untuk peduli pada tindakan pencegahan ini tak lain kepala desa.

Untuk itu, pemerintah dalam waktu dekat akan mengumpulkan 270 kepala desa di Ogan Ilir untuk mengikuti sosialisasi.

"Kepala desa tidak boleh masa bodoh. Jika perlu, jika areal di desanya terbakar maka mereka turut dipanggil ke kantor polisi," kata Yulizar dalam rapat gabungan Satgas Karhutla di Gedung BPBD Sumsel.

Ogan Ilir dan sejumlah kabupaten lainnya di Sumsel masuk dalam zona merah (areal rawan terbakar) berdasarkan hasil prakiraan BMKG. Puncak kemarau diperkirakan terjadi dari Agustus-September 2017.