Titik api ditemukan di pulau-pulau besar Indonesia

id titik api, hot spot, Kementerian Lingkungan Hidup, kebakaran hutan, nasa, pantauan, satelit, nasa

Titik api ditemukan di pulau-pulau besar Indonesia

Dokumentasi- Kebakaran Lahan. (Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/17) ()

Jakarta (ANTARA Sumsel) - Hingga Selasa (15/8), berdasarkan catatan Posko Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) titik api telah merata ditemukan di pulau-pulau besar di Indonesia.

Berdasarkan rilis yang diterima dari KLHK di Jakarta, Kamis, menyebutkan telah terjadi kebakaran di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, Sulawesi Tenggara, pada Selasa (15/8). Hingga sore pemadaman masih dilakukan Manggala Agni Daops Tinangge, dengan luas kebakaran mencapai sekitar 24,561 hektare (ha) yang merupakan vegetasi savana.

Sebelumnya diberitakan hektaran hutan di Kawasan Taman Nasional Baluran Situbondo, Jawa Timur, Kamis (10/9), terbakar. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berdasarkan hasil pemantauan melalui Satelit Aqua, Terra, SNNP pada catalog modis LAPAN, Senin (7/8), pukul 16.00 WIB, juga mencatat 93 titik api di Kabupaten Merauke dan Memberamo Tengah, Papua.

Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK Nur Masripatin mengatakan sejumlah titip panas benar telah terpantau di Merauke, Papua. Setelah dilakukan pengecekan lapangan benar terdapat titik api dan lokasi karhutla di sana kebanyakan berada di kawasan vegetasi savana.

Menurut dia, pengecekan lapangan penting dilakukan mengingat titik panas yang terpantau satelit terkadang juga bersumber dari cerobong-cerobong asap milik industri.

KLHK juga menekankan pada pihak swasta untuk mendahulukan pencegahan karhutla dengan kewajiban memiliki sarana dan prasana pemadaman api, namun Nur mengatakan  belum semua mengikuti kebijakan ini. Beberapa perusahaan masih belum memiliki sarana dan prasarana pencegahan karhutla sesuai aturan yang ditetapkan dan berdalih tidak pernah terjadi kebakaran di lokasinya.

Saat ini terdapat lima provinsi yang ditetapkan sebagai daerah rawan karhutla sebagai sasaran patroli yaitu di Riau (Daops Pekanbaru, Siak, Rengat dan Dumai), Sumatera Selatan (Daops Banyuasin, Musi Banyuasin, Lahat dan OKI), Kalimantan Barat (Daops Pontianak, Singkawang, Sintang, Semitau dan Ketapang), Kalimantan Tengah (Daops Palangkaraya, Pangkalan Bun, Kapuas dan Muara Teweh, serta Kalimantan Selatan (Daops Banjar, Tanah Bumbu dan Tanah Laut).

Adapun hasil pemantauan Posko Nasional Pengendalian Karhutla KLHK pada 15 Agustus 2017, pukul 20.00 WIB, berdasarkan data yang diperoleh dari Satelit NOAA19 diketahui 12 titik panas yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia, yaitu di 4 titik di Sumatera Selatan (Kabupaten Muba, Pali, dan Oku selatan), 3 titik di Lampung (Kabupaten Tulangbawang, Lampung Timur), 1 titik di Provinsi Banten, 2 titik di Provinsi Jawa Barat (Kabupaten Sukabumi dan Kuningan) dan 2 titik di Provinsi Jawa Timur (kabupaten Madiun).

Sedangkan berdasarkan data dari hasil pantauan satelit TERRA/AQUA milik NASA yang diolah LAPAN dengan "confidence level" lebih besar sama dengan 80 persen menunjukan hasil yang sama yaitu ditemukan satu titik panas di Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dengan demikian, total titik panas berdasarkan pencitraan satelit NOAA19 per 1 Januari sampai dengan 15 Agustus 2017 dilaporkan mencapai 1.466. Hal ini menurun sebanyak 189 titik (11,41 persen) jika dibandingkan periode sama di 2016 yang mencapai 1.655 titik panas.

Sedangkan data titik api berdasarkan pencitraan satelit TERRA/AQUA milik NASA per 1 Januari sampai dengan 15 Agustus 2017 dengan "confidence level" lebih besar sama dengan 80 persen juga menunjukkan penurunan sebanyak 1.881 titik panas (78,40 persen). Jika dibandingkan dengan periode sama 2016 yang mencapai 2.399 titik panas maka terdapat penurunan jumlah sebanyak 518 titik.