Gojek bungkam terkait bentrokan dengan taksi konvensional

id gojek, bentrokan, tawuran, perang, pekanbaru

Gojek bungkam terkait bentrokan dengan taksi konvensional

Ilustrasi-transportasi online (Go Jek). (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Pekanbaru (ANTARA Sumsel) - Pengelola angkutan dalam jaringan atau online, Gojek, memilih bungkam terkait insiden bentrokan pengemudinya dengan taksi konvensional di Kota Pekanbaru pada Minggu malam (20/8).

Ketika Antara menyambangi kantor perwakilan Gojek di sebuah rumah toko di Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru untuk meminta konfirmasi, Senin, tidak seorang pun dari pihak manajemen yang bersedia berkomentar.

Seorang petugas pengamanan mengatakan Kepala Cabang Gojek Pekanbaru sedang berada di luar kota.

Kondisi kantor tersebut terlihat normal dan sedang berlangsung proses perekrutan pengemudi baru. Sekuriti menyarankan jurnalis untuk menghubungi petugas bagian Satuan Tugas Pengaduan Gojek bernama F. Wandy, yang nomornya tertera di dinding kantor itu.

Namun ketika dihubungi, F. Wandy juga tidak mau berkomentar. "Maaf saya sedang sibuk mengumpulkan data kasus itu," kata Wandy dengan singkat sebelum memutuskan sambungan telepon.

Sementara itu, pada Senin pagi ratusan sopir taksi konvensional berunjuk rasa di depan Kantor Wali Kota Pekanbaru untuk memprotes insiden pengrusakan dan penganiayaan, yang diduga dilakukan sopir Gojek pada Minggu malam (20/8).

Para demonstran membawa serta sejumlah kendaraan taksi mereka yang hancur akibat bentrokan dengan pengemudi Gojek.

Mobil taksi baik dari Blue Bird, Riau Taxi, Puskopau (Pusat Koperasi Angkatan Udara) dan Kopsi rusak pada bagian kaca depan dengan kondisi pecah. Begitu juga lampu terlihat rusak dan berlubang.

"Kami telah bertahun-tahun ada di Pekanbaru. Bahkan sejak 1976 kami di sini. Sekarang kami hancur dengan keberadaan mereka (angkutan daring)," kata seorang sopir taksi konvensional, Yusra.

Sementara itu, Kepolisian Resor Kota Pekanbaru tengah menyelidiki bentrokan beruntun antara pengemudi transportasi berbasis aplikasi dalam hal ini Gojek dan Go Car dengan para sopir taksi konvensional yang terjadi di Simpang Mall SKA itu.

"Pelaku dalam lidik baik dari sopir taksi konvensional maupun dari yang 'online'," kata Kepala Polresta Pekanbaru, Kombes Pol Susanto di Pekanbaru.

Dia menjelaskan bahwa kejadian itu diduga terkait keberadaan kendaraan berbasis aplikasi yang dianggap mengganggu aktivitasnya sebagai angkutan penumpang.

Mereka juga merasakan bahwa penumpang mulai beralih ke transportasi daring tersebut seperti Go Car, Gojek, Grab dan Uber selain juga dianggap belum diizinkan operasi oleh Pemerintah Kota Pekanbaru.