Jakarta (ANTARA Sumsel) - Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang menyatakan mendukung usulan Presiden ketiga Republik Indonesia BJ Habibie agar Indonesia menghidupkan kembali Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai pengawal pembangunan nasional yang berkelanjutan.
"Usulan Pak Habibie itu bagus. Kami sangat mendukung," kata Oesman Sapta di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu.
Menurut Oesman, sebagai ketua DPD RI dirinya melihat gagasan BJ Habibie agar menghidupkan GBHN sebagai panduan arah pembangunan nasional yang merupakan induk dari Garis Besar Haluan Daerah (GBHD) adalah sangat tepat, karena Indonesia menerapkan kebijakan otonomi daerah.
Anggota DPD RI, kata dia, juga merupakan perwakilan daerah yakni mewakili seluruh provinsi di Indonesia.
"GBHD itu harus sesuai dengan amanat rakyat daerah, karena setiap daerah di Indonesia memiliki kearifan lokal berbeda-beda," katanya.
Anggota DPD RI dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Adrianus Garu, menambahkan GBHD hendaknya melindungi, melestarikan dan mengembangkan kearifan dan sesuai amanat rakyat di daerah.
Kalau GBHD, kata dia, dibuat berdasarkan kedekatan dengan pejabat pusat, maka aspirasi yang diakomodasi oleh Pemerintah pusat adalah yang berasal dari orang-orang tertentu, bukan berdasarkan aspirasi masyarakat yang dijaring melalui musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) tingkat daerah itu sendiri.
"Sering terjadi seseorang dari daerah yang membawa proposal ke pusat ditindaklanjuti, sedangkan aspirasi daerah yang diputuskan melalui Musrembang diabaikan," katanya.
Sebelumnya, Presiden ketiga Republik Indonesia, BJ Habibie menegaskan, Indonesia perlu memiliki GBHN agar arah pembangunan nasional fokus dan berkesinambungan.
"Arah pembangunan nasional berdasarkan pada kemauan politik
Pemerintah. Adanya GBHN berisi perencanaan pembangunan nasional jangka panjang, maka pada pergantian pemerintahan arah pembangunan tetap berkesinambungan," kata BJ Habibie di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa (22/8).
Menurut Habibie, dihidupkannya kembali atau tidak GBHN tergantung kepada kemauan politik (political will) penyelenggara negara.
Karena Indonesia telah menerapkan kebijakan otonomi daerah pada era reformasi, menurut Habibie, maka arah pembangunan nasional dalam GBHN harus didasarkan pada kepentingan daerah.
"Indonesia perlu memiliki GBHN yang merupakan induk dari GBHD (Garis Besar Haluan Daerah) karena setiap daerah memiliki kearifan lokal berbeda-beda," katanya.
Habibie menegaskan, dengan kemauan politik Pemerintah yang mengarahkan pembangunan berkesinambungan, maka pembangunan nasional menjadi merata, dan seluruh warga negara Indonesia dapat memiliki pekerjaan, sehingga Indonesia bisa menjadi sejahtera.
Berita Terkait
PSSI jangan terlena dengan sanksi ringan FIFA
Sabtu, 8 April 2023 23:11 Wib
Raja Sapta: Bulu tangkis masih jadi tolok ukur tata kelola olahraga
Senin, 13 Juni 2022 14:37 Wib
Oesman Sapta kembali terpilih pimpin DPP Gebu Minang
Jumat, 27 Mei 2022 21:57 Wib
Publik diharapkan beri waktu tim investigasi sanksi WADA bekerja
Sabtu, 23 Oktober 2021 13:30 Wib
KOI minta LADI selesaikan tanggung jawabnya dengan WADA
Senin, 18 Oktober 2021 10:49 Wib
LaNyalla-OSO bicarakan terkait wacana amandemen UUD 1945
Sabtu, 15 Mei 2021 20:56 Wib
Mantan pelatih tinju nasional Carol Renwarin meninggal dunia
Sabtu, 24 Oktober 2020 17:09 Wib
KOI tak permasalahan Qatar ikut bersaing tuan rumah Olimpiade 2032
Selasa, 28 Juli 2020 15:35 Wib