Kondisi bayi penyakit kulit langka Pekanbaru membaik

id bayi, penyakit langka, kulit, rumah sakit

Kondisi bayi penyakit kulit langka Pekanbaru membaik

Ilustrasi (Antarasumsel.com/Istimewa)

Pekanbaru (ANTARA Sumsel) - Muhammad Al Hafizhi, bayi berusia tiga bulan yang menderita penyakit kulit langka yang mengelupas seluruh bagian tubuh di Kota Pekanbaru, telah dipulangkan setelah kondisinya membaik.

"Alhamdulillah, dengan kehendak Allah anak saya sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit," kata Musdianto (36), ayah dari bayi malang tersebut kepada Antara di Pekanbaru, Jumat.

Hafiz, begitu bayi tersebut akrab disapa diperbolehkan pulang oleh tim dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru, Kamis sore kemarin (24/8). Kini, bayi Hafiz yang dirawat sejak Rabu (16/8) lalu itu terlihat sehat.

Tidak ada kulit yang mengelupas lagi di tubuhnya, juga tidak lagi ada tangisan yang mewarnai hari-hari bayi malang itu seperti sebelumnya.

"Anak saya sudah bisa tertawa, saya sangat bahagia melihat dia bisa tertawa. Sangat rindu melihat senyumnya dia," ujarnya terharu.

Musdianto mengatakan kini Hafiz dapat kembali ke rumah yang beralamat di Kecamatan Perhentian Raja, Kabupaten Kampar dan berkumpul bersama tiga kakaknya.

Senada dengan Musdianto, ibu Hafiz, Dewi Lestari (31) juga tidak kuasa menahan rasa haru dan rasa syukur. Selama sepekan lebih dirawat, Dewi dan Musdianto setia menemani, dan menenangkan Hafiz, yang kala itu lebih banyak menangis.

Direktur Utama RSUD Arifin Achmad, Nuzelli mengatakan tim dokter memutuskan untuk memulangkan bayi Hafiz setelah kondisi bayi tersebut membaik secara signifikan.

Namun, dia mengatakan tetap mewajibkan kepada orang tua Hafiz untuk melakukan kontrol ke dokter RSUD Arifin Achmad.

"Kondisinya sudah sangat baik, namun tetap kita lakukan kontrol rutin," katanya.

Sementara itu, meski telah dipastikan sehat, orang tua Hafiz masih dihadapkan pada masalah biaya. Pihak RSUD Arifin Achmad membebankan kepada Musdianto biaya sebesar Rp11 juta. Padahal, Musdianto sendiri tergolong sebagai keluarga tidak mampu. Keseharian Musdianto yang hanya kuli angkut serabutan di kampungnya tersebut akan kesulitan memenuhi biaya tersebut.

Nuzelli membenarkan perihal besaran biaya yang harus dibayar oleh keluarga Musdianto. Namun, dia berjanji akan mencoba mendiskusikan hal tersebut dengan pihak BPJS, dengan harapan biaya pengobatan dan perawatan dapat ditanggung asuransi.

"Ini yang sedang kita coba diskusikan dengan BPJS. Kita upayakan mencari jalan keluarnya," imbuh Nuzelli.

Kondisi memprihatinkan bayi Hafiz menyita khalayak ramai di Bumi Lancang Kuning beberapa waktu lalu. Bahkan, Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman langsung turun dan menjenguk bayi malang itu.

Andi dalam kunjungannya beberapa waktu lalu meminta kepada pihak RSUD Arifin Achmad memperhatikan secara serius proses penyembuhan bayi Hafiz.

Di kesempatan lain, Antara sempat melihat langsung Hafiz. Saat itu, bayi yang lahir 26 April 2017 sedang dirawat di ruang High Care Unit (HCU). Sejumlah perawat terlihat memeriksa kondisi bayi Hafiz, sementara bayi tersebut terus menangis kesakitan karena kulit seluruh tubuhnya mengelupas dan menyebabkan bau kurang sedap.