Jakarta (ANTARA Sumsel) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
Muhadjir Effendy membahas mengenai penguatan karakter bersama 10 orang
perwakilan keuskupan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di Jakarta,
Jumat.
"Kami datang berkunjung ke KWI untuk membicarakan masalah penguatan pendidikan karakter," kata Mendikbud Muhadjir Effendy.
Menurut Muhadjir, KWI mempunyai peranan yang sangat besar dalam
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Umat Katolik telah memberikan
kontribusi nyata dalam pendidikan nasional melalui berbagai lembaga
pendidikan yang berpengalaman dan memiliki reputasi baik dalam bidang
pendidikan karakter.
"Selama satu tahun saya menjabat sebagai Mendikbud, sudah banyak
mitra kami dari sekolah Katolik yang memberikan sumbangan besar, baik
dari level konsep dan penyelenggaraan sekolah. Kita butuh bantuan dalam
pendidikan karakter yang kuat dan kami ingin memanfaatkan semaksimal
mungkin potensi umat katolik," ujarnya.
Menurut Mendikbud, sesuai dengan kebijakan Presiden, yang menjadi
program prioritas adalah pemerataan keterjangkauan akses pelayanan
pendidikan yang setara, salah satunya dengan dikeluarkannya Kartu
Indonesia Pintar (KIP). Yang kedua, pendidikan karakter, terutama pada
peserta didik di level pendidikan dasar yaitu Sekolah Dasar (SD) dan
Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Menurut Mendikbud, para pengasuh atau romo di asrama tak hanya
menurunkan nilai keagamaan saja, namun juga memberikan keteladanan dan
menumbuhkan nilai-nilai karakter dan budi pekerti kepada siswa.
Lanjutnya, pendidikan yang diselenggarakan umat Katolik bisa menjadi
contoh bagi penguatan pendidikan karakter di Indonesia.
"Mereka mempunyai tradisi dan pengalaman mengadakan pendidikan
seperti misalnya boarding school atau sekolah berasrama dan sebagai
sekolah berbasis nilai/ karakter," kata Muhadjir.
Dalam diskusi bersama perwakilan KWI Muhadjir menyampaikan
pentingnya menjaga integritas di sektor pendidikan. Disampaikannya,
semua pihak yang berada di sektor pendidikan harus memberi keteladanan
dalam praktik kejujuran dan integritas.
"Kalau sekolah bersih, nantinya karakter masyarakat juga akan
menjadi bersih, karena pendidikan karakter yang bersih itu mengalir ke
masyarakat," tutur guru besar Universitas Negeri Malang itu.
Diakuinya masih banyak praktik-praktik kecurangan, ketidakjujuran
dan penyimpangan di sekolah. Namun, bertahap dilakukan pembenahan untuk
mengubah budaya di sekolah agar lebih bersih dan baik.
Berita Terkait
Muhadjir tegaskan tugas dan fungsi Kemenko PMK tak terkait pemilu
Jumat, 5 April 2024 9:52 Wib
Presiden setujui pemberian bantuan korban gagal ginjal akut
Kamis, 28 September 2023 10:53 Wib
Menko PMK : Kajian khusus disiapkan terkait wacana haji satu kali
Senin, 28 Agustus 2023 14:36 Wib
Muhadjir: Perlindungan sosial yang adaptif untuk penting dikembangkan
Senin, 28 Agustus 2023 12:54 Wib
Presiden Jokowi putuskan Indonesia masuk ke status endemi COVID-19
Rabu, 14 Juni 2023 13:30 Wib
Menko PMK: Pemerintah siapkan bansos Lebaran untuk 21 juta KK
Kamis, 6 April 2023 14:39 Wib
Plt Menpora imbau semua pihak tidak lama bersedih dan kecewa soal Piala Dunia U-20
Kamis, 30 Maret 2023 12:35 Wib
Presiden Jokowi tunjuk Menko PMK sebagai Plt Menpora
Senin, 13 Maret 2023 16:55 Wib