Menperin: Produksi mobil listrik tunggu pembahasan Kemenkeu

id Airlangga Hartato, Menteri Perindustrian, mobil listrik, produksi

Menperin: Produksi mobil listrik tunggu pembahasan Kemenkeu

Ilustrasi- Mobil listrik (ANTARA)

Jakarta (ANTARA Sumsel) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartato menjelaskan rencana produksi kendaraan beremisi karbon rendah yakni mobil hybrid dan listrik menunggu pembahasan tentang insentif bea masuk dengan Kementerian Keuangan.

Airlangga mengatakan di Jakarta, Senin, pihaknya mendorong produksi pengembangan mobil hybrid dan listrik melalui insentif bea masuk dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) yang lebih rendah dari otomotif biasa.

"Kita akan dorong berbasis pada bea masuknya. Kan basisnya kilowatt dan km per liter, jadi targetnya di atas 30 km per liter untuk yang hibrida. Yang mobil listrik akan kita permudah knusus untuk PPnBM, bea masuk maupun bea impor. Angkanya akan kita bahas segera," katanya.

Airlangga menjelaskan rencana produksi mobil hybrid dan listrik segera dilakukan setelah pembahasan insentif tersebut selesai dengan Kementerian Keuangan.

Kemenperin juga memberikan tiga skema pabrik mobil hybrid dan listrik di Indonesia, yakni dalam bentuk "incomplete knocked down" (IKD), "completely knocked down" (CKD) dan "completely built up" (CBU).

"Di awal berbasis CBU karena itu untuk prototiping dan tes pasar. Kedua tentu berbasis CKD. Jumlah lokal konten dari industri berbasis listrik itu berbeda dengan motor engine biasa karena supliernya jauh lebih sedikit dan mesinnya lebih sederhana," kata dia.

Sebelumnya, Airlangga mengatakan mobil hybrid yang menggunakan dua sumber energi, yakni bahan bakar minyak dan listrik serta mobil listrik bertenaga penuh sesuai dengan tren industri otomotif kendaraan bermotor ramah lingkungan.

Pengembangan mobil listrik telah masuk dalam peta jalan Kemenperin dan ditargetkan pada 2025, produksi mobil listrik sudah mencapai 20 persen dari total produksi kendaraan bermotor nasional.

Untuk infrastruktur pendukung mobil listrik, Menperin mengatakan butuh persiapan yang matang seperti teknologi baterai dan pengisian ulang baterai yang bisa ditempatkan di garasi rumah.

"Ada yang berbasis plug in hybrid jadi bisa dicolok dimana saja seperti ponsel. Dia punya fast charging yang bisa diletakkan di garasi masing-masing," kata Airlangga.