MUI imbau muslim tidak memusuhi umat Budha

id Majelis Ulama Indonesia, mui, Zulkifli Zakaria, umat Buddha, etnis Rihingya, Myanmar

MUI imbau muslim tidak memusuhi umat Budha

Majelis Ulama Indonesia-MUI (Antarasumsel.com/Grafis/Aw)

Pariaman (ANTARA Sumsel) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pariaman, Sumatera Barat, mengimbau dan meminta masyarakat muslim, khususnya di daerah itu, agar tidak memusuhi atau merusak tempat ibadah umat Buddha terkait kasus kekerasan etnis Rihingya, Myanmar.

"Islam tidak mengajarkan kekerasan dan permusuhan, perusakan tempat ibadah umat Budha di Makassar dan aksi demo di Candi Borobudur bukan solusi menyelesaikan masalah," kata Ketua Komisi Fatwa MUI setempat Zulkifli Zakaria di Pariaman, Rabu.

Ia mengatakan, kasus kekerasan yang dialami etnis Rohingya di negara Myanmar merupakan tindakan zalim kepada umat islam.

Namun, ujarnya, tidak dibenarkan pula umat Muslim menyerang dengan kekerasan terhadap orang yang tidak bersalah khususnya di Indonesia.

"Umat Buddha yang ada di Makassar dan umumnya Indonesia, tidak bersalah, sehingga tidak perlu dimusuhi apalagi disakiti karena sesungguhnya Islam itu bersaudara," ujarnya.

Terkait kekerasan terhadap umat muslim di Myanmar, ujarnya, hal itu tercermin dalam Al Quran surat Al Buruj ayat empat hingga 11, yang sudah menjelaskan bahwa seorang raja musrik yang membakar umat Islam sedang bertauhid.

Dalam surat tersebut digambarkan bagaimana umat Islam dibakar dan dibunuh, kemudian Allah SWT mengancam pelaku dengan azab api neraka, ujar dia.

"Sedangkan umat Islam yang dibunuh dan dianiaya tersebut dijanjikan masuk surga karena mati dalam keadaan beriman" katanya.

Kasus kekerasan di Myanmar, katanya, mirip dengan yang telah tertulis dalam Al Quran. Oleh karena itu masyarakat khususnya umat Islam dianjurkan mengambil hikmah serta berupaya menolong kaum tertindas.

Menurutnya beberapa langkah yang harus dilakukan pemerintah seperti membuka ruang bagi para pengungsi. Kemudian, pemerintah diharapkan selalu memberikan informasi terbaru tentang perkembangan kasus kekerasan terhadap umat Islam Rohingya di Myanmar.

Wali Kota (Wako) Pariaman Mukhlis Rahman mengapresiasi para pemuda di daerah itu karena telah ikut bersimpati dan peduli terhadap kasus kekerasan yang dialami umat muslim Rohingya di Myanmar.

"Para pemuda di Kota Pariaman harus membuktikan diri dan peduli terhadap saudara muslim yang tertindas di Myanmar dengan melakukan aksi solidaritas penggalangan dana," kata dia.

Ia menambahkan selain peran serta pemerintah dalam kasus kekerasan umat Muslim tersebut, para pemuda juga memiliki peran strategis dalam membantu sesama manusia.

Sementara itu Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Pariaman, Reza Saputra mengemukakan juga menggelar aksi nyata untuk membantu saudara muslim Rohingya di Myanmar yang tertindas oleh kekejaman kelompok tertentu, termasuk militer.

"Kita bersama pihak terkait lainnya menggalang dana selama satu minggu ke depan untuk membantu umat muslim Rohingya," ujarnya.