Warga Bengkulu protes pengambilan pasir Teluk Sepang

id pasir, Teluk Sepang, abrasi, penimbunan

Warga Bengkulu protes pengambilan pasir Teluk Sepang

Ilustrasi. (ANTARA/Helti)

Bengkulu (ANTARA Sumsel) - Sejumlah warga Kelurahan Teluk Sepang, Kota Bengkulu memprotes pengambilan pasir secara ilegal di pesisir Pantai Teluk Sepang karena dikhawatirkan mempercepat laju abrasi atau pengikisan daratan..

"Kami menentang pengambilan pasir itu karena bisa mengancam permukiman dan kebun warga digerus ombak," kata Hamidin, salah seorang warga yang menentang pengambilan pasir itu, di Teluk Sepang, Jumat.

Menurut Hamidin, pengambilan pasir di Teluk Sepang sudah ditentang warga sejak lama. Bahkan pada 2016 warga setempat juga menutup pertambangan pasir di pesisir pantai karena khawatir ancaman gelombang tinggi.

Saat ini kata dia, pengambilan pasir kembali terjadi di pesisir pantai tersebut. Apalagi pengambilan pasir tersebut dilakukan tanpa izin dari pemerintah sehingga pengawasan dampak pengerukan tersebut tidak dipantau.

Warga lainnya, Supriandi yang berprofesi sebagai petani sayur mayur pun memprotes pengambilan pasir tersebut karena khawatir abrasi atau pengikisan daratan semakin tinggi.

"Kalau terus-terusan diambil, abrasi akan semakin tinggi, kebun sayur kami juga terancam hilang," katanya.

Karena itu, warga mendesak penegak hukum bertindak menghentikan tindakan ilegal tersebut. Apalagi pesisir memiliki fungsi strategis bagi masyarakat, terutama sebagai benteng pertahanan dari angin kencang dan ancaman tsunami.

Pantauan warga, pengambilan pasir terjadi di tujuh titik pesisir tersebut dengan volume mencapai lima hingga enam truk per hari.