Palembang (ANTARA Sumsel) - Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan menginstruksikan pemerintah kabupaten di daerahnya selektif dalam memilih petani yang memperoleh bantuan program peremajaan lahan karet dan sawit.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel Fachrurrozi, di Palembang, Sabtu, mengatakan kehati-hatian itu terkait dengan kejadian kebakaran hutan dan lahan pada lahan sawit dan karet.
"Pemerintah ingin mengedukasi sekaligus memberikan efek jera. Jadi bagi petani yang pembukaan lahannya dengan cara membakar maka dipastikan akan dicoret dari penerima bantuan," kata Fachrurrozi.
Pemahaman pembukaan lahan tanpa membakar ini sangat penting di masyarakat, katanya lagi, mengingat kejadian karhutla pada umumnya disebabkan hal tersebut.
"Larangan membakar ini juga agar lahan milik petani mendapatkan sertifikat RSPO dan ISPO sebagai syarat produk masuk pasar Eropa," kata Fachrurozi.
Karena itu, petugas di lapangan diingatkan harus memiliki perhatian khusus pada lahan-lahan yang akan dibuka baru dan lahan yang akan diremajakan.
Pemerintah kabupaten juga diminta aktif untuk memberikan bantuan herbisida kepada petani yang akan membuka lahan.
Sedangkan bagi perusahaan sekitar areal kebun masyarakat diminta aktif membangun Desa Peduli Api dengan memberikan bantuan ekskavator untuk membantu pembukaan lahan.
"Persoalan karhutla ini sudah menjadi masalah puluhan tahun di Sumsel. Harus ada sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk mengatasinya," kata dia pula.
Sumsel menargetkan peremajaan kebun karet seluas 1.600 hektare pada tahun 2017 untuk menjaga produksi pada tahun-tahun mendatang, mengingat sebagian besar tanaman karet petani sudah berusia 20 tahun ke atas.
Pemerintah sudah menyurvei lokasi kebun rakyat yang harus diremajakan yakni sebagian besar tersebar di Kabupaten Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir (OKI), dan Musi Rawas.
Kejadian karhutla terdeteksi pada lima kabupaten, yakni OKI, Ogan Ilir, Banyuasin, Penukal Abab Lematang Ilir, dan Muaraenim.
Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan kembali terjadi di Sumsel dipicu oleh puncak musim kemarau pada 11-18 September 2017 di Kabupaten Ogan Ilir dan Kabupaten Muaraenim.
Berita Terkait
Kebun Cinta Manis siap pasok tebu berkualitas
Rabu, 17 April 2024 10:54 Wib
Kementan antisipasi ganoderma pada tanaman sawit
Rabu, 31 Januari 2024 13:41 Wib
Kawanan gajah liar rusak perkebunan warga di Lampung Barat
Rabu, 17 Januari 2024 14:27 Wib
Polisi selidiki kematian petani Aceh Barat Daya di kebun kelapa sawit
Jumat, 12 Januari 2024 9:56 Wib
Bupati OKU optimistis budi daya cabai bisa tekan inflasi
Rabu, 10 Januari 2024 20:19 Wib
Beruang madu rusak perkebunan tebu di Marambuang Agam
Jumat, 22 Desember 2023 17:11 Wib
Sumsel ekspor komoditas perkebunan dan perikanan
Sabtu, 9 Desember 2023 10:33 Wib
Banyuasin jadi pionir pengelolaan sawit di Sumsel
Rabu, 22 November 2023 15:21 Wib