Sumenep (ANTARA Sumsel) - Presiden Joko Widodo mengingatkan masyarakat
agar tidak "memakan" isu-isu yang tersebar melalui media sosial tetapi
harus disaring mana yang benar dan mana yang bohong.
"Saya
ingatkan kepada kita semua kalau ada isu isu jangan langsung dimakan
mentah mentah," kata Presiden Jokowi ketika silaturahim dengan ulama,
tokoh masyarakat dan santri di Pondok Pesantren Al Karimiyah Kabupaten
Sumenep, Minggu malam.
Presiden menyebutkan
media sosial sekarang ini sudah menjadi gudangnya isu fitnah, kabar
bohong. "Jangan membaca langsung emosi atau marah, padahal itu kabar
tidak jelas siapa yang membuat karena akun palsu sekarang banyak sekali,
hati hati kita mencernanya," kata Presiden Jokowi.
Ia menceritakan pengalamannya terkait dengan media sosial di mana dirinya diisukan sebagai antek asing.
"Saya
jawab mereda, kemudian muncul lagi isu saya antek aseng, saya jawab
kemudian muncul lagi isu Presiden Jokowi diktator, wajah kayak gini
diktator, apa ada gak wajah diktator di saya ini," katanya.
Ia
menyebutkan terakhir dirinya diisukan Presiden Jokowi itu PKI. "Masya
Allah, coba lihat di medsos, saya itu dijejerkan dengan DN Aidit waktu
pidato tahun 1955, saya lahir saja belum, lahir saya tahun 1961,
pidatonya tahun 1955, nggak masuk akal," katanya.
Ia menyebutkan PKI dibubarkan tahun 1965, saat itu dirinya masih balita berumur 3-4 tahun, tidak masuk logika.
"Tapi ada juga yang percaya, logikanya kan nggak masuk akal, kemudian ganti lagi isu ke orang tua saya," katanya.
Jokowi menyebutkan isu-isu bohong dan fitnah itu berbahaya apalagi kalau sudah masuk kontestasi politik.
"Ampun percoyo sing kados ngaten, dicek betul disaring betul," katanya.
Namun
menurut Jokowi banyaknya informasi termasuk yang tidak baik dapat
menjadikan masyarakat makin dewasa dalam menyikapi informasi yang
berkembang.