Jakarta
(ANTARA Sumsel) - Kementerian Perindustrian gencar menciptakan wirausaha
industri baru di lingkungan pondok pesantren melalui program
"Santripreneur" agar para lulusannya nanti dapat turut mendorong
penumbuhan Industri Kecil Menengah (IKM) di Tanah Air.
Menteri
Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, dalam kurun waktu
2013-2015, pihaknya melalui Ditjen IKM telah membina beberapa Ponpes
lewat program pelatihan yang tematik dengan disesuaikan keperluan dan
potensi industri saat ini.
"Untuk
meningkatkan skala ekonomi IKM, kami juga melakukan pendampingan yang
memastikan adanya jaminan produk, keamanan dan standar. Selain itu, kami
mendorong pemanfaatan teknologi dan integrasi IKM ke perekonomian
digital melalui pengembangan e-smart IKM," ujar Airlangga melalui
keterangannya di Jakarta, Senin.
Kekuatan
Ponpes, terlihat dari data Kementerian Agama, yang menunjukkan jumlah
Ponpes di Indonesia sebanyak 27.290 lembaga dengan jumlah santri
mencapai 3,65 juta orang pada tahun 2014.
Kemenperin mencatat, jumlah IKM tumbuh mencapai 165.983 unit pada tahun 2016 atau meningkat 4,5 persen dibandingkan tahun 2015.
Sementara pada 2017, jumlah IKM ditargetkan mencapai 182.000 unit dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 400.000 orang.
"Dengan
pencapaian yang cukup besar, IKM memiliki peran untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi, stabilitas sosial, dan berkontribusi pada
pengembangan sektor swasta yang dinamis," tegas Menperin.
Airlangga
berharap, pelaksanaan bimtek di lingkungan Ponpes mampu memupuk jiwa
kewirausahaan para santri, sehingga mereka setelah lulus mampu menjadi
pelaku IKM baru yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islami dan bermanfaat
bagi masyarakat luas.
Misalnya,
yang digelar di Ponpes Sunan Drajat dengan jumlah santri sebanyak 12
ribu orang (5.500 putra dan 6.500 putri) serta tenaga pendidik hingga
1.041 orang.
Pada
acara Bimtek di Ponpes Sunan Drajat, para peserta mendapatkan berbagai
materi, sepeti motivasi kewirausahaan, penjelasan mengenai Aplikasi Si
Apik dari Bank Indonesia Jawa Timur.
Kemudian,
pembekalan materi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dari Klinik HKI Ditjen
IKM serta materi Desain Kemasan dan Merek dari Unit Pelayanan Terpadu
(UPT) Industri Makanan dan Minuman dari Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Jawa Timur.
Pada
acara Serah Terima Bantuan Mesin dan Peralatan Bagi IKM, Kemenperin
memberikan fasilitas berupa Chest Freezer, Blender, Mesin Penggiling
Daging, Meat Balls Mixer, Mesin Pencetak Bakso, Kompor Gas High Pressure
Full Set, Hand Sealer 200m, Hand Sealer 300m, dan Mesin Vacuum.
Kegiatan
yang berlangsung hingga tanggal 13 Oktober 2017, diharapkan mampu
meningkatkan keterampilan, kualitas produk, dan produktivitas
kewirausahaan bagi para santri di lingkungan Ponpes, khususnya di Ponpes
Sunan Drajat.
"Program
pengembangan produk pangan olahan ikan ini diharapkan produknya dapat
memenuhi kebutuhan internal ponpes, hingga mampu menembus pasar lokal
dan nasional atau bahkan internasional," ucapnya.
Berita Terkait
Selama Ramadhan Kemenkumham Sumsel gelar pesantren lapas
Rabu, 13 Maret 2024 20:29 Wib
Belajar Bermakna ala Serat Wedhatama
Rabu, 17 Januari 2024 11:20 Wib
Hari ke-17 kampanye, Ganjar Pranowo temui nelayan, Mahfud kunjungi pesantren
Kamis, 14 Desember 2023 10:36 Wib
OKU Timur beri beasiswa untuk santri berprestasi
Minggu, 22 Oktober 2023 20:46 Wib
UIN Palembang gelar Kemandirian Pesantren Expo 2023
Kamis, 19 Oktober 2023 8:49 Wib
Fakultas Perikanan Unsri edukasi budidaya lele bioflok di pesantren Ogan Ilir
Selasa, 17 Oktober 2023 12:02 Wib
Menkopolhukam: Indonesia butuh generasi emas dari pesantren
Senin, 25 September 2023 10:39 Wib
Orang tua diminta bekali anak pengetahuan pencegahan kekerasan seksual
Sabtu, 9 September 2023 17:55 Wib