Rupiah kembali menguat ke Rp13.479

id rupiah, mata uang, nilai tukar, kurs, regional, bank indonesia

Rupiah kembali menguat ke Rp13.479

Petugas Bank umum mengangkut sejumlah uang rupiah di loket Gedung Bank Indonesia . (Antarasumsel.com/Feny Selly/Ag/17) ()

Jakarta (ANTARA Sumsel) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi, bergerak menguat sebesar 28 poin menjadi Rp13.479 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.507 per dolar Amerika Serikat (AS).

Analis Binaartha Sekuritas reza Priyambada di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa naiknya harga komoditas, termasuk minyak mentah menjadi salah satu faktor positif bagi pergerakan rupiah terhadap dolar AS.

"Naiknya harga minyak, ditambah sentimen positif dari mata uang Asia menjadi salah satu faktor yang menopang rupiah," katanya.

Terpantau harga minyak jenis WTI Crude menguat 0,52 persen menjadi 52,15 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 0,73 persen menjadi 58,30 dolar AS per barel.

Kendati demikian, menurut dia, pergerakan rupiah relatif terbatas menyusul munculya kabar di pasar bahwa kandidat Gubernur The Fed pengganti Janet Yellen, yakni John Taylor yang cenderung "hawkish" atau mendukung kenaikan suku bunga acuan AS.

Ia menambahkan bahwa spekulasi pasar terhadap Trump yang akan memilih John Taylor sebagai calon Gubernur The Fed turut memicu permintaan aset berdenominasi dolar AS meningkat dan menaikan imbal hasil obligasi AS.

"Pasar mengasumsikan kenaikan suku bunga The Fed akan lebih agresif jika John Taylor terpilih," katanya.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan data manufaktur Amerika Serikat yang solid juga dapat memicu dolar AS kembali mengalami apresiasi terhadap mayoritas mata uang di kawasan Asia.

Ia mengemukakan bahwa data Amerka Serikat menunjukkan indeks manufaktur New York naik menjadi 30,20 pada bulan Oktober, melampaui ekspektasi pasar yang sebesar 20,70. Dan data industrial production index AS mencatatkan kenaikan 0,3 persen month n month.