Jakarta (ANTARA Sumsel) - PT Kereta Api Indonesia (Persero) menerbitkan surat utang atau obligasi dengan nilai nominal sebanyak-banyaknya sebesar Rp2 triliun untuk mendukung proyek.
"Dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi itu sebesar 55 persennya akan digunakan untuk penyelesaian proyek kereta Bandara Soekarno-Hatta (Basoetta), dan 45 persen untuk pengadaan kereta," ujar Direktur Keuangan KAI, Didiek Hartantyo di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan bahwa obligasi I KAI 2017 itu terbagi menjadi dua seri, seri A berjangka waktu 5 tahun dengan tingkat kupon obligasi 7,25-8 persen per tahun, dan Seri B berjangka waktu 7 tahun dengan tingkat kupon obligasi 7,50-8,35 persen per tahun.
Ia optimistis penawaran obligasi ini akan diserap pasar mengingat pengalaman dan rekam jejak perseroan yang baik, arus kas kuat, dan profil pengelolaan keuangan yang baik.
"Kondisi perusahaan yang baik itu membuat kami mendapatkan peringkat Obligasi yang bagus, yakni idAAA (triple A) dengan outlook stabil dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo)," katanya.
Ia menyampaikan bahwa beberapa proyek yang saat ini sedang ditangani oleh KAI diantaranya pembangunan KA Bandara Soekarno-Hatta melalui Perpres No. 83 Tahun 2011, dengan target pengoperasian di awal tahun 2018.
"Target perolehan pendapatan di Tahun 2018 dari pengoperasian KA Basoetta sebesar Rp122 miliar dan meningkat menjadi Rp557 miliar di tahun berikutnya," paparnya.
Berikutnya, lanjut dia, KAI juga mencanangkan program peremajaan sarana, dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan level angkutan penumpang, serta meningkatkan pangsa pasar angkutan penumpang.
Ia menambahkan bahwa KAI juga optimistis akan memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 13 November 2017, dan melakukan penawaran umum pada tanggal 14-16 November 2017. Sedangkan untuk tanggal penjatahan diperkirakan tanggal 17 November 2017 dan ditutup dengan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 November 2017.
Analils BNI Sekuritas Ahmad Hapiz dalam risetnya mengemukakan bahwa seiring dengan perkembangan pasar obligasi pemerintah, pasar obligasi korporasi juga menunjukkan perkembangan yang positif.
"Disamping semakin tingginya minat perusahaan untuk menerbitkan obligasi sebagai salah satu sumber pendanaan, semakin aktifnya investor di pasar obligasi korporasi serta tingginya potensi pertumbuhan obligasi korporasi di Indonesia juga menjadi katalis positif yang dapat mendukung perkembangan pasar obligasi korporasi kedepannya," katanya.
Berita Terkait
Buntut pengancaman, tiga pria dijerat kepemilikan ilegal senjata api
Selasa, 19 Maret 2024 2:05 Wib
Penumpang KA Lebaran 2024 diimbau tak bawa barang berlebihan
Senin, 18 Maret 2024 19:55 Wib
Apar petugas damkar jinakan kobaran api balon udara di atap rumah warga
Senin, 18 Maret 2024 1:00 Wib
Kereta api jadi transportasi paling diminati pemudik Lebaran
Minggu, 17 Maret 2024 16:03 Wib
KAI tambah 344 tiket angkutan Lebaran di Stasiun Gambir-Pasar Senen
Senin, 11 Maret 2024 20:59 Wib
Senjata api warisan bikin pemilik tempat perdukunan jadi tersangka
Kamis, 7 Maret 2024 2:05 Wib
Api berkobar di tiga lokasi ladang ganja di Aceh Besar
Rabu, 6 Maret 2024 21:38 Wib
KAI Palembang sebut 9.796 tiket kereta api masa libur Hari Nyepi terjual
Selasa, 5 Maret 2024 11:13 Wib