Sumatera Selatan target turunkan penduduk miskin

id bppd sumsel, penduduk miskin, masyarakat miskin, gertak sejuta mandiri, miskin

Sumatera Selatan target turunkan penduduk miskin

Ilustrasi - Pemukiman penduduk miskin. (Foto Antarasumsel.com/Yudi Abdullah/11)

Palembang  (ANTARA Sumsel) - Sumatera Selatan menargetkan penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak satu persen per tahun meski data Badan Pusat Statistik menyatakan dalam tujuh tahun terakhir hanya mampu mencapai 0,39 persen per tahun.

Kepala Bidang Sosial dan Budaya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Selatan M Yamin di Palembang, Senin, mengatakan pemprov sudah menyiapkan beberapa program untuk mempercepat penurunan jumlah penduduk miskin.

"Sumsel telah menyiapkan program gerakan terpadu serentak semesta menuju rumah tangga mandiri (Gertak Sejuta Mandiri) dengan mengalokasikan dana Rp6 miliar dari APBD Perubahan 2016," kata dia.

Dana ini diserahkan ke Satuan Perangkat Kerja Daerah yang terkait dengan program tersebut, seperti Dinas Sosial dengan program kelompok usaha bersama (kube) fakir miskin.

Selain itu, program pembuatan desa prima dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, budi daya peternakan dari Dinas Peternakan maupun program pengentasan rawan pangan dari Badan Ketahanan Pangan.

"Supaya tepat sasaran jadi hanya diberikan ke SKPD yang memiliki program yang terhubung langsung dengan penduduk miskin," kata dia.

Sementara ini, terjadi penurunan persentase penduduk miskin pada Maret 2016 terhadap Maret 2015 (yoy) sebesar 0,74 persen.

Pendapatan perkapita penduduk Indonesia diperkirakan akan melesat pada 2045 dengan angka 11.000 dolar AS sebagai dampak dari bonus demografi.

Deputi Bidang Fiskal dan Moneter Kementerian Koordinator Perekonomian Bobby Hamzah di Palembang, Senin, mengatakan saat ini penduduk Indonesia masih berpenghasilan perkapita sebesar 3.500 dolar AS, namun pada 2045 bakal masuk dalam kategori negara berpenghasilan menengah ke atas (middle income).

"Pada tahun 2045 itu, Indonesia akan meninggalkan kondisi kritisnya sebagai negara berpenghasilan rendah ke negara berpenghasilan menengah karena pengaruh dari perubahan komposisi penduduk yakni didominasi usia produktif," kata dia.