Mensos ingatkan perempuan jauhi budaya kondusif

id Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, bahaya konsumerisme, rasa solidaritas, kesetiakawanan sosial

Mensos ingatkan perempuan jauhi  budaya kondusif

Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa (Antarasumsel.com/Nova Wahyudi)

Jambi (Antarasumsel.com) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengingatkan bahaya konsumerisme yang semakin menyusupi pola kehidupan masyarakat Indonesia terutama perempuan.

"Akibat konsumerisme (pemakaian barang secara berlebihan), rasa solidaritas dan kesetiakawanan sosial terhadap mereka yang miskin dan kurang beruntung menjadi berkurang," katanya usai melantik Pengurus Cabang Muslimat NU Kabupaten Merangin, Jambi, Minggu.

Dihadapan Muslimat NU se-Kabupaten Merangin itu, Khofifah mengatakan perilaku materialistik dan konsumtif masyarakat menjadi salah satu pemicu tindak pidana korupsi. Tidak jarang, laki-laki atau suami terpaksa melakukan tindakan korup untuk memenuhi keinginan para istri.

Dikatakannya, mayoritas pelaku tindak pidana korupsi adalah laki-laki. Tapi, hampir setiap kasus korupsi juga ikut melibatkan peran perempuan.

"Syukuri apa yang ada. Kalau suami hanya mampu membuatkan rumah ukuran 8x12 ya bersyukur atau cuma hanya mobil kecil ya bersyukur juga. Jangan menuntut yang lebih," ujarnya.

Menurutnya, maraknya layanan belanja online turut menyumbang sifat konsumtif masyarakat terutama kaum perempuan. Beragamnya produk menarik yang ditawarkan, kemudahan memilih barang dan bertransaksi, sampai proses pengiriman dalam waktu cepat menjadikan perilaku "gila belanja" semakin menjadi-jadi. Boleh dibilang online shopping telah menjadi gaya hidup baru.

Realitas ini, lanjut Khofifah, ditambah dengan semakin mudahnya orang memperoleh fasilitas kartu kredit dari perbankan. Tanpa sadar akhirnya banyak pula yang terjebak pada tumpukan hutang karena tidak sanggup membayar utang.

"Tidak jarang ada orang yang membeli sesuatu bukan karena butuh, tapi sekedar mengejar gengsi dan gaya hidup mewah," katanya.

Khofifah menambahkan, daripada menyuburkan perilaku konsumtif, ada baiknya jika uang yang dimiliki ditabung. Apalagi menurutnya saat ini, biaya kebutuhan hidup, pendidikan dan kesehatan terus semakin bertambah mahal, sehingga diperlukan pola hidup yang hemat dan tidak boros.