Padang (Antarasumsel.com) - Tidak ada jalan pintas untuk menjadi seorang penulis karena kemampuan tersebut hanya bisa didapatkan secara bertahap dari proses kreatif yang terus menerus, ujar penulis Edi AH Iyubenu.
"Bahkan penulis eksperimental dan anti mainstream juga harus memulai dari nol. Dari awal agar bisa menghasilkan tulisan yang baik," kata Edi yang juga CEO DIVA Press Group itu dalam diskusi bertema "Tips dan trik menulis fiksi cerpen dan novel" di Padang, Minggu.
Menurut dia orang yang ingin menjadi penulis fiksi harus berproses dan mengembangkan imajinasinya sebagai salah satu pendukung utama tulisan yang akan dibuat.
"Imajinasi ini tidak memiliki batas. Seorang penulis sah-sah saja mengimajinasikan sesuatu untuk dijadikan sebuah tulisan. Bahkan bila imajinasi itu beranjak dari novel orang lain, atau memutar balik cerita-cerita dongeng yang telah mengakar di tengah-tengah masyarakat," katanya.
Hanya saja menurutnya sebuah tulisan yang baik, harus mampu memberikan sesuatu pada pembacanya, semacam pesan moral.
"Saya berpendapat seperti itu, meskipun ada juga penulis yang berpendapat tidak harus ada pesan moral dalam sebuah tulisan," katanya.
Senada, penulis asal Bogor Reza Nufa dalam kesempatan yang sama mengatakan sebuah tulisan, termasuk fiksi membawa kegelisahan penulisnya. Kegelisahan tentang nilai-nilai yang dipercayainya, yang diperjuangkannya dalam tulisan yang ia buat.
"Kegelisahan itulah yang dirasakan dan kemudian memercikkan suatu kesadaran dan dorongan pada pembacanya," kata dia.
Namun dalam menuliskan kegelisahan tersebut menurut Reza, terkadang harus ada pertimbangan lain, terutama jika sudah bersentuhan dengan penerbit.
"Pada titik ini, penulis akan dihadapkan pada pilihan, terus menulis sesuai idealisme dan cara sendiri dengan kemungkinan tidak diterima penerbit, atau sedikit berkompromi agar bisa diterbitkan dan dibaca oleh banyak orang," kata dia.
Menurutnya untuk tema dan jenis tulisan yang sedang diinginkan banyak orang, penerbit cenderung lebih paham dari pada penulis.
Sementara itu moderator yang juga merupakan seorang penulis Maya lestari GF mengatakan diskusi dengan penulis dalam rangkaian acara Minangbook Fair 2017 di Masjid Raya Sumbar tersebut merupakan kesempatan penulis muda Sumbar untuk menimba pengalaman.
"Jarang-jarang bisa bertemu dan berdiskusi dengan penulis handal ini," katanya.
Selain penulis tersebut, penulis asal Sumbar seperti Yetti A.KA dan Deddy Arsya juga berkesempatan untuk membagikan pengalaman menulis pada penulis muda Sumbar.
Berita Terkait
Bareskrim kirim surat pemblokiran 96 rekening Ponpes Al-Zaytun
Selasa, 29 Agustus 2023 16:20 Wib
Kolaborasi Ramegvrl hingga penampilan Ash Island ditengah hujan
Senin, 28 Agustus 2023 11:26 Wib
Polda Sumut periksa AKBP AHselama 7 jam terkait penganiayaan Ken Admiral
Jumat, 28 April 2023 11:03 Wib
Ahok kirim karangan bunga ucapan selamat pernikahan putri Anies Baswedan
Jumat, 29 Juli 2022 21:27 Wib
Truk trailer lawan truk boks ayah dan anak meninggal di Boyolali
Selasa, 17 Mei 2022 15:35 Wib
Sutradara: Serial "Grid" bawa pesan untuk menyelamatkan bumi
Kamis, 17 Februari 2022 14:20 Wib
Kostrad bantah hilangkan patung Soeharto dan AH Nasution
Senin, 27 September 2021 16:51 Wib
Polisi tangkap AH penipu artis dengan mengatasnamakan presiden
Selasa, 31 Agustus 2021 18:18 Wib