Yogyakarta (Antarasumsel.com) - Kepala Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Pembajun Setyaning Astutie mengatakan pola asuh orang tua menjadi faktor dominan yang memengaruhi tingkat gizi buruk pada bayi atau balita di daerah itu.
"Bukan lagi faktor ekonomi, yang jadi masalah sekarang adalah faktor pola asuh orang tua terhadap anaknya," kata Pembajun di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut Pembajun, ketidakmampuan mengasuh secara tepat biasanya terjadi pada wanita karier atau yang bekerja di luar rumah. Selain tidak memiliki kemampuan mengasuh, mereka justru menitipkan anaknya kepada pembantu yang juga tidak dibekali dengan pengetahuan cara mengasuh bayi yang benar.
"Yang banyak bukan karena ibu tidak mengerti, namun ibu yang tidak memiliki banyak waktu untuk mengasuh," kata dia.
Selain gizi buruk, Pembajun mengatakan pola asuh yang tidak tepat juga dapat menyebabkan gizi lebih yang juga patut diwaspadai.
Gizi lebih pada balita, katanya, dapat menjadi pemicu tumbuhnya penyakit tidak menular (PTM) dalam jangka panjang seperti hipertensi, diabetes melitus, gagal ginjal, serta kanker.
Pembajun menyebutkan sesuai data hasil pemantauan status gizi (PSG) hingga 2016 prevalensi gizi buruk pada balita di DIY mencapai 2,1 persen, gizi kurang 13,8 persen, dan gizi lebih 1,6 persen dari seluruh balita yang ada di DIY.
Oleh sebab itu, ia mengatakan untuk mewujudkan gizi seimbang Dinkes DIY akan terus meningkatkan sosialisasi program 1.000 hari Pertama Kehidupan (HPK) seorang anak. Progam 1.000 HPK merupakan momen penting bagi kualitas pertumbuhan anak. Program 1.000 HPK, kata dia, yaitu 270 hari di dalam kandungan dan 730 hari dalam dua tahun pertama setelah lahir.
"Jadi pada masa emas itu, sang ibu harus semaksimal mungkin mengupayak anak mendapatkan asupan gizi yang cukup," kata dia.
Selain asupan makanan dengan gizi yang cukup, seorang ibu juga harus memastikan mampu memberikan ASI eksklusif. Pentingnya pemberian ASI eksklusif telah dicanangkan melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI eksklusif.
Selaras dengan peraturan itu Dinkes DIY telah mengeluarkan surat edaran bagi instansi pemerintah di DIY agar menyediakan ruang menyusui atau laktasi atau Pojok ASI. "Baru 60 persen instansi pemerintahan di DIY yang menyediakan pojok ASI di lingkungan perkantoran masing-masing," kata dia.
Berita Terkait
OKU Sumsel luncurkan program orang tua asuh stunting
Senin, 11 Maret 2024 9:30 Wib
Nikita Willy terapkan pola asuh ke anak dengan rutinitas
Rabu, 7 Februari 2024 16:33 Wib
Gen Z cenderung ingin jadi ibu sempurna karena akrab teknologi
Rabu, 7 Februari 2024 15:41 Wib
Ayah berperan besar dalam pola asuh keluarga
Rabu, 8 November 2023 6:10 Wib
Polres OKU asuh anak stunting
Selasa, 15 Agustus 2023 19:01 Wib
Pemkab OKU Timur tangani 103 anak stunting
Jumat, 4 Agustus 2023 18:55 Wib
Pemkab OKU Timur bentuk tim pengelola Bapak Asuh Anak Stunting
Selasa, 1 Agustus 2023 19:28 Wib
Gubernur Sumsel dan Bupati Banyuasin peroleh penghargaan Bapak Asuh Anak Stunting
Kamis, 6 Juli 2023 14:54 Wib