Samarinda (Antarasumsel.com) - Seekor pesut mahakam (Orcaella brevirostris)
ditemukan mati di kawasan perairan Sungai Rantau Hempang, Kebupaten
Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur diduga akibat terjerat jaring.
"Pesut mahakam yang mati itu ditemukan warga di Desa Rantau
Hempang, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara, Minggu
(26/3)," kata peneliti Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of
Indonesia (Rasi) Danielle Kreb, dihubungi dari Samarinda, Senin.
Pesut mahakam yang ditemukan mati itu, kata Danielle Kreb,
panjangnya sekitar 1,5 meter dan diperkirakan masih belum remaja.
Tidak diketahui secara pasti penyebab mati pesut mahakam itu, namun
Danielle Kreb menduga kematian lumba-lumba air tawar itu disebabkan
terjerat jaring.
"Kami menerima informasi, pesut mahakam itu sudah dikubur tadi
pagi, sehingga belum sempat diambil sampel paru-parunya untuk diteliti
penyebab kematiannya. Tetapi, dari kondisi fisik terlihat adanya
beberapa celah bekas tarikan jaring masuk ke kulit, sehingga
diperkirakan pesut itu mati akibat terjerat jaring," ujarnya lagi.
"Tetapi saat ditemukan, tidak ada lagi jaring di tubuh pesut itu,
sehingga ada dugaan jaring tersebut sudah dipotong karena mungkin
pemilik jaring itu takut. Tetapi, dugaan tersebut masih harus
diverifikasi," kata Danielle Kreb.
Kematian pesut mahakam itu, lanjut Daniele Kreb, menambah daftar
panjang kematian satu-satunya lumba-lumba air tawar dimiliki Indonesia
yang berada di kawasan Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai
Kartanegara.
Pada periode 2012 hingga 2016, kata Danielle Kreb, kasus kematian
pesut mahakam diperkirakan mencapai 15 ekor yang disebabkan oleh
berbagai faktor, di antaranya tertabrak ponton batu bara dan terjerat
jaring nelayan.
Secara rinci disebutkan, pada 2012 tercatat 5 sampai 6 kasus
kematian pesut mahakam, kemudian pada 2013 ditemukan satu pesut mahakam
mati, dan tiga kasus kematian lumba-lumba air tawar itu pada 2014.
Tidak ditemukan adanya pesut mahakam yang ditemukan mati pada 2015,
namun pada 2016 angka kematian pesut mahakam kembali naik dengan
ditemukan lima lumba-lumba air tawar itu mati.
Saat ini, katanya lagi, populasi lumba-lumba air tawar tersebut diperkirakan hanya sekitar 75 hingga 80 ekor.
"Tentu, ini harus menjadi perhatian kita bersama, karena populasi
pesut mahakam semakin mengkhawatirkan dan sangat terancam punah,
sehingga harus ada upaya menyelamatkan keberadaan lumba-lumba air tawar
itu," kata Danielle Kreb pula.
Berita Terkait
Borneo FC hentikan ambisi Persebaya 2-1
Kamis, 31 Maret 2022 0:40 Wib
Persipura menang dramatis 2-1 atas Borneo FC
Senin, 28 Februari 2022 23:11 Wib
Borneo FC lanjutkan tren positif dengan kandaskan PSM Makassar 1-0
Sabtu, 12 Februari 2022 3:36 Wib
Sihran jadikan hukuman kartu merah sebagai pembelajaran
Sabtu, 4 Desember 2021 10:06 Wib
Borneo FC tahan imbang Bali United
Selasa, 28 September 2021 22:56 Wib
Borneo FC tunjuk Firman Utina direktur akademi
Rabu, 23 Juni 2021 20:46 Wib
Borneo tidak takut bertemu SFC atau Persebaya
Rabu, 28 Februari 2018 10:52 Wib
Seekor Pesut di Riau mati terjerat jaring
Kamis, 20 April 2017 16:12 Wib